REPUBLIKA.CO.ID, ACCRA -- Ghana memutuskan untuk membubarkan asosiasi sepak bola nasionalnya (GFA) sehari setelah sejumlah pejabat, termasuk presiden asosiasi, terlihat di film dokumenter mengenai penyuapan. Ini diungkapkan Menteri Informasi Ghana Mustapha Abdul-Hamid pada Kamis (7/6).
"Dengan melihat luasnya kebusukan yang melibatkan para pejabat papan atas GFA, para pejabat, komisioner pertandingan, adiministrator dan para wasit NSA (Otoritas Olahraga Nasional), pemerintah memutuskan untuk mengambil langkah cepat yakni membubarkan GFA," tuturnya.
Film dokumenter berdurasi dua jam berjudul "When Greed and Corruption Become the Norm" dibuat oleh pewarta yang menyamar Anas Aremeyaw Anas. Film ini telah diketahui pihak yang berwenang pada bulan lalu, sebelum kemudian disiarkan ke publik untuk pertama kalinya pada Rabu (6/6).
Presiden GFA Kwesi Nyantakyi terekam sedang berada di kamar hotel untuk menerima suap sebesar 65 ribu dolar. Uang ini diberikan seorang pengusaha yang ingin mensponsori Liga Sepak Bola Ghana. Nyantakyi yang juga anggota Dewan FIFA.
Mustapha Abdul-Hamid mengatakan, pemerintah marah dan terkejut dengan isi film dokumenter itu. Mereka akan menyerahkan pihak yang dicurigai kepada polisi untuk diperiksa. Ia mengatakan pemerintah akan segera mengumumkan pendekatan-pendekatan sementara terhadap aktivitas-aktivitas sepak bola sampai asosiasi baru dapat dibentuk.
Nyantakyi tidak merespons permintaan untuk berkomentar. GFA mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan penyelidikan apa pun yang dilakukan.