Jumat 08 Jun 2018 21:37 WIB

Paralayang Punya Peluang Besar Rebut Juara Umum

Sebagai tuan rumah, para atlet memiliki keunggulan penguasaan medan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Hazliansyah
Wakapolri Komjen Pol Syafruddin yang menjabat sebagai Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia pada Asian Games 2018 melakukan tinjauan lokasi cabang olahraga paralayang, di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor.
Foto: dok. Humas Polres Bogor
Wakapolri Komjen Pol Syafruddin yang menjabat sebagai Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia pada Asian Games 2018 melakukan tinjauan lokasi cabang olahraga paralayang, di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG --Atlet paralayang Indonesia memiliki peluang besar menyabet juara umum cabang paralayang. Sebagai tuan rumah, para atlet memiliki keunggulan penguasaan medan serta kemampuan dalam membaca tanda-tanda alam.

"Oleh karena itu, para pilot Indonesia wajib memaksimalkan penguasaan medan dan lebih cerdik dalam membaca tanda- tanda alam. Ini kuncinya, jika mereka ingin menjadi juara umum," ungkap pelatih atlet Paralayang Indonesia, Bruce Goldsmith, dalam rilis yang diterima Republika.co.id melalui Humas Pengurus Besar Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (PB FASI), Jumat (8/6).

Menurut Bruce, tanda- tanda alam yang dimaksud adalah, saat terbang jeli melihat arah gerakan pohon, daun jatuh atau riak air sungai.

"Pilot yang baik harus bisa mengantisipasi perubahan arah angin secepat mungkin. Karena dalam nomor Race To Goal, sepersekian detik bakal sangat menentukan," tegas Juara Dunia Lintas Alam Paralayang 2007 asal Britania Raya ini.

Khusus di nomor Lintas Alam (XC), Bruce juga mengingatkan kepada para pilot Indonesia agar tak banyak membuat gerakan yang tidak perlu saat terbang. Sehingga parasut bisa hilang ketinggian dan terpaksa mendarat.

"Padahal seluruh soal belum dikerjakan dan gagal mencapai garis finish. Sehingga dalam lomba lintas alam, ini jelas akan merugikan pilot. Selain itu, pilot juga jangan dibebani sasaran pencapaian medali emas. Namun, biarkan mereka menikmati terbang," kata dia.

Sebanyak 18 pilot (10 putra dan delapan putri) Pelatnas cabang Paralayang Asian Games XVIII Indonesia, mematangkan persiapannya di bawah pelatih Bruce Goldsmith, di Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat, mulai tanggal 1 hingga tanggal 7 Juni 2018 kemarin.

Sementara itu, Hening Digma Paradigma, pilot putra pemegang rekor nasional lintas alam jarak terbuka (Open DistanceXC) sejauh 109 kilometer, dari Wonogiri ke Pati, Jawa Tengah pada 2012, merasakan perubahan sangat berarti dalam teknik terbangnya setelah diasah Bruce.

"Tadinya aku ragu-ragu terbang kencang, maksimal 70 kilometer per jam. Bruce malah suruh saya tancap gas, 100 kilo juga nggak masalah. Yang penting terbang dengan cerdas, tahu kapan harus kencang dan siap mengurangi kecepatan bila harus berbelok dan berputar," ujarnya.

Cabang Paralayang Asian Games akan berlangsung pada 18 hingga 31 Agustus di Gunung Mas, Puncak. Cabang ini bakal diikuti sekitar 120 pilot asal 16 negara dan memperebutkan enam medali emas.

Masing-masing dari nomor Ketepatan Mendarat/KTM Perorangan Putri dan Putra, KTM Beregu Putri dan Putra serta XC Beregu Putri dan Putra.

"Pesaing tuan rumah Indonesia dalam nomor XC adalah Jepang dan Korea Selatan. Sedangkan di nomor KTM; Thailand dan Korea Selatan, kata Tagor Siagian," Humas PB FASI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement