Senin 11 Jun 2018 13:29 WIB

Indonesia Butuh Pelatih dan Wasit Level Internasional

Pada Olimpiade Rio de Janeiro, Indonesia hanya mengirimkan satu wasit dari taekwondo.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Wasit taekwondo saat bertugas.
Foto: Panitia UPI Challenge
Wasit taekwondo saat bertugas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prestasi olahraga tidak semata ditentukan kemampuan atlet. Peran pelatih bahkan wasit juga dinilai sangat penting untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia di dunia internasional.

Oleh sebab itu Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Asisten Deputi Peningkatan Tenaga dan Organisasi Keolahragaan (Tenor) Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga menyatakan komitmen dan dukungannya untuk meningkatkan kapasitas pelatih dan wasit di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Asdep Tenor Herman Chaniago, saat memberikan sambutan pada penutupan kegiatan pelatihan pelatih sepak takraw dan wasit wushu tingkat DKI Jakarta di NAM Hotel Kemayoran, Jakarta, pekan lalu.

"Melalui sentuhan pelatih akan menghasilkan atlet yang hebat. Kita harus meningkatkan wawasan pelatih untuk mencari bibit unggul yang akan menghasilkan atlet-atlet hebat untuk membela negara," ujar Herman Chaniago saat menutup kegiatan bertajuk Peningkatan Kapasitas Pelatihan Wasit dan Pelatih.

Herman juga mengingatkan peran wasit yang sangat vital dalam memimpin pertandingan, tak hanya di level domestik namun juga mancanegara.

"Sangat disayangkan, pada ajang Olimpiade Rio de Janeiro, Indonesia hanya mengirimkan satu wasit dari cabang taekwondo. Hal inilah yang mendorong kami untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan SDM wasit," ujarnya.

Herman berharap para peserta dapat mengaplikasikan hasil pelatihan yang didapatkan dalam menjalankan profesi kesehariannya. Dan akan terus mendukung jika peserta ingin meningkatkan kemampuan dan wawasannya. 

"Kami siap memfasilitasi para wasit dan pelatih untuk jenjang yang tertinggi," kata Herman.

Sebelumnya, Kepala Bidang Peningkatan Mutu Pelatih Kemenpora Ahmad Arsani mengatakan, pelaksanaan kegiatan berlangsung sukses selama lima hari. "Peserta cukup antusias mengikuti materi pembelajaran, meski dalam kondisi sebagian besar menjalankan ibadah puasa dan menjelang hari Raya Idul Fitri," kata Arsani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement