REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tim Red Bull akan memiliki partner baru di musim mendatang. Red Bull akan menggunakan mesin Honda sekaligus mengakhiri kemitraannya di Formula 1 dengan Renault.
"Setelah melakukan pertimbangan dan evaluasi dengan seksama, kami memastikan kemitraan dengan Honda ini merupakan arah yang tepat untuk tim," kata ketua Red Bull Racing Christian Horner dalam pernyataan yang mengumumkan kesepakatan untuk 2019 dan 2020.
Red Bull memenangi empat kejuaraan secara berturut-turut untuk kategori pembalap dan konstruktor bersama Sebastian Vettel, yang sekarang membela Ferrari, dan Renault antara 2010 sampai 2013.
Pasangan ini juga memenangi 47 balapan sebelum power unit turbo hibrid V6 diperkenalkan, namun Renault kesulitan dengan format baru yang membuat kemitraan ini mencapai titik puncak, dan tim yang bermarkas di Britania ini kini melabeli mesin mereka dengan Tag Heuer.
Keputusan Red Bull untuk bergeser ke pabrikan Jepang itu berarti dua tim mereka sekarang memiliki kegunaan eksklusif terhadap mesin-mesin Honda. Namun dapat menyulitkan mereka untuk mempertahankan pebalap Australia Daniel Ricciardo.
Ricciardo (28) telah dua kali menang pada musim ini namun kontraknya akan habis pada 2018. Sedangkan rekan setimnya pembalap Belanda berusia 20 tahun, Max Verstappen telah diikat kontrak jangka panjang.
Horner berharap Honda dapat membawa Red Bull kembali ke puncak.
"Kami selalu mengambil keputusan-keputusan seperti ini dengan tenang dan dengan hanya satu kriteria di dalam benak -- kami yakin hasilnya akan membuat kami dapat bersaing di level yang lebih tinggi," tuturnya.
Presiden Honda Takahiro Hachigo mengatakan kesepakatan ini akan membuat pabrikan memiliki akses sebanyak dua kali lipat terhadap data yang ada.
"Diskusi-diskusi berlangsung dengan sangat cepat, terima kasih kepada keterbukaan Red Bull dan sikap menghormati dari Honda, yang membuat kesepakatan ini adil dan seimbang untuk semua pihak," tambahnya.