REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Tim memulai operasi penyelamatan untuk mengeluarkan 13 korban yang terjebak di gua Thailand, Ahad (8/7) ini. Ke-13 korban merupakan tim sepak bola junior Thailand beserta satu orang pelatihnya yang terperangkap di dalam gua selama dua pekan.
Dalam perkembangan terakhir pukul tujuh malam waktu setempat, pihak berwenang Thailand menyatakan, saat ini masih belum diketahui kapan anak pertama akan mulai menyelam untuk keluar dari gua. Proses menyelam merupakan bagian penting dari operasi penyelamatan yang sedang berlangsung.
Namun dua ambulans terlihat meninggalkan gua di Thailand utara, beberapa jam setelah operasi penyelamatan dimulai. Ambulans itu terlihat Ahad (8/7) malam. Tetapi masih belum jelas siapa yang ada di dalam ambulans itu.
Gubernur Narongsak Osatanakorn Chiang Rai mengatakan, penyelam akan bekerja dengan petugas medis di gua untuk menilai kesehatan tim sepak bola junior itu sebelum menentukan siapa yang akan keluar lebih dulu. "Mereka tidak dapat memutuskan berapa banyak yang dapat keluar untuk operasi pertama. Berdasarkan kompleksitas dan kesulitan lingkungan gua, tidak diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan dan berapa banyak anak yang akan keluar dari gua," jelasnya.
Operasi penyelamatan dimulai pada pukul 10 pagi waktu setempat. Perjalanan dari pintu masuk ke tempat tim terjebak dan kembali keluar gua memakan waktu sekitar 11 jam.
SEAL Angkatan Laut Thailand telah memposting foto di halaman Facebook. Mereka bersumpah untuk membawa pulang tim yang terperangkap di gua yang banjir tersebut. "Kami, tim Thailand dan tim internasional, akan membawa Wild Boars pulang," tulisnya. Wild Boars adalah nama tim sepak bola itu.
Dalam operasi penyelaman ini, anak laki-laki pertama diharapkan keluar dari gua sekitar pukul 9 malam waktu setempat. Tim penyelamat menyatakan, kemungkinan proses penyelamatan memerlukan waktu dua hingga empat hari. Namun hal ini sangat bergantung pada kondisi di dalam gua.
Gubernur setempat yang bertanggung jawab atas penyelamatan Chiang Rai mengatakan, misi ini diluncurkan pada Ahad pagi karena banjir di dalam gua berada pada tingkat terendah. Hujan yang diperkirakan melanda wilayah itu berisiko membanjiri gua itu lagi. "Jika kami terus menunggu dan hujan datang dalam tiga atau empat hari ke depan, kesiapan kami akan berkurang," katanya.
Menurut gubernur, dua penyelam akan menemani satu anak laki-laki. Mereka akan dikeluarkan secara bertahap.
Satu-satunya cara untuk membawa korban keluar dari gua adalah dengan menavigasi lorong-lorong yang gelap dan sempit. Lorong itu dipenuhi dengan air berlumpur dan arus kuat, serta minimnya oksigen.
Tim ahli mempertimbangkan untuk menggunakan proses penyelamatan di bawah air sebagai upaya terakhir. Terutama bagi korban yang tidak terlatih dalam menyelam.
Chiang Rai mengatakan, 13 ambulans dan helikopter di dua lokasi terpisah siap untuk mengangkut korban ke rumah sakit. Ia juga mengatakan, keluarga dari para korban juga telah diberitahu tentang risiko dari proses penyelamatan ini.