Kamis 12 Jul 2018 23:46 WIB

Keluarga Zohri tak Sangka dengan Sambutan yang Luar Biasa

Kediaman Lalu Zohri tak henti-hentinya didatangi masyarakat, pejabat dan media

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Baiq Fazilah memamerkan sejumlah medali yang diraih adiknya, Lalu Muhammad Zohri.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Baiq Fazilah memamerkan sejumlah medali yang diraih adiknya, Lalu Muhammad Zohri.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Rasa syukur tak putus-putus diucapkan Baiq Fazilah (29) dan Lalu Marib (28). Keduanya adalah kakak dari Lalu Muhammad Zohri (18), pelari tercepat pada nomor sprint 100 meter putra di ajang Kejuaraan Dunia Atletik U-20 Finlandia.

Ketiga kakak beradik ini adalah anak dari Lalu Ahmad Yani (Almarhum) yang meninggal pada tahun lalu, dan Saeriah (Almarhumah) yang sudah meninggal sekitar 2015.

Keluarga ini hidup dalam keterbatasan ekonomi. Rumahnya terlihat seperti gubuk yang tidak terawat dan begitu memprihatinkan. Kondisi ini yang membuat Fazilah, Marib, dan Zohri berjuang untuk menghidupi diri.

Fazilah dan Marib bekerja di Gili Trawangan, sebagaimana kebanyakan warga di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini cukup wajar mengingat lokasi dusun ini berada tepat di jalur pintu masuk Pelabuhan Bangsa yang menjadi pelabuhan penyeberangan utama menuju kawasan tiga gili: Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno.

Lalu Marib mengaku sangat bersyukur atas keberhasilan adiknya. Namun begitu, ia tidak menyangka sambutan yang datang begitu luar biasa. Sejak tersiar kabar kemenangan Zohri, rumahnya memang tak henti-henti didatangi tamu, baik pejabat, media, hingga masyarakat sekitar.

"Kita tidak menyangka disambut kaya begini," ujar Marib kepada Republika.co.id di rumahnya, Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Kamis (12/7) malam.

Marib mengaku sedang berada di Gili Trawangan bersama sang kakak, Fazilah, saat adiknya menang di Finlandia. Kemudian, tetangganya memberitahu bahwa banyak media datang ingin mewawancarai dia dan kakaknya.

"Soalnya tadi kita lagi di Gili, ada yang telepon suruh balik, katanya ada yang mau wawancara, makanya saya dan kakak langsung buru-buru pulang," kata dia.

Kata Marib, ia dan kakaknya memang lebih banyak tinggal di Gili Trawangan. Biasanya, ia pulang ke rumah seminggu sekali. Marib berharap, Zohri bisa terus berprestasi di masa-masa mendatang.

Mengenai maraknya bantuan yang datang dan sejumlah tawaran kepada Zohri, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Zohri.

"Ya pesan saya Zohri tetap semangat saja, soal bantuan dan lain-lain terserah Zohri saja," ungkap Marib.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement