Kamis 19 Jul 2018 13:56 WIB

Masalah Jakarta Bukan Bendera AG 2018, Tapi Tol Dalam Kota

Fahira mengibaratkan, jarum jatuh di Balai Kota saja bisa jadi masalah bagi mereka.

Rep: Ali Mansur/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris
Foto: Instagram Fahira Idris
Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senator atau anggota DPD RI DKI Jakarta, Fahira Idris menyoroti ejekan merendahkan di media sosial (medsos) yang kemudian diberitakan media massa perihal pemasangan bendera negara peserta Asian Games (AG) bertiang bambu di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. Ejekan yang diarahkan kepada Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta tak lebih dari sebuah kebencian sekelompok oknum yang ‘kepanasan’ atas berbagai kebijakan, kinerja, dan capaian Anies Baswedan-Sandiaga Uno selama ini.

Fahira menyatakan, dari pengamatannya saat ini ada gerakan yang sengaja digulirkan untuk menggiring berbagai isu di Jakarta untuk dibesar-besarkan serta dijadikan peluru untuk menyesatkan opini publik bahwa Jakarta saat ini tidak sebaik gubernur sebelumnya. Isu-isu seperti ini juga terus digulirkan untuk menenggelamkan isu-isu lain misalnya soal reklamasi dan pembangunan enam ruas tol dalam kota yang ditolak gubernur.

Baca Juga

"Yang jadi ancaman bagi Jakarta itu sekarang pembangunan enam ruas tol dalam kota, bukan bendera warga. Tetapi yang mereka ributkan tiang bambu bendera warga, bukan tol dalam kota yang begitu substantif untuk dikritik. Ini kan aneh," keluh Fahira Idris dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/7).

Menurut Fahira, dirinya mengapresiasi dan mendukung instruksi Gubernur Anies yang memerintahkan Wali Kota Jakarta Utara untuk mengajak warga memasang kembali bendera-bendera negara peserta Asian Games yang sebelumnya sempat diturunkan.

"Inisiatif tulus warga untuk menyemarakan Asian Games harusnya diapresiasi, tapi oleh mereka malah jadi bahan olok-olokan dan peluru menyudutkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Menyedihkan sekali sikap seperti ini. Saya dukung penuh instruksi gubernur yang memerintahkan bendera tersebut dipasang kembali," kata Ketua Komite III DPD RI ini.

Fahira menyakini ke depan, seiring kerja-kerja Anies-Sandi menunaikan janji kampanyenya dengan melibatkan warga dalam berbagai proses pembangunan, maka akan semakin banyak penggiringan isu dan penyesatan opini untuk ‘menyerang’ Pemprov DKI Jakarta. Fahira mengibaratkan, jarum jatuh di Balai Kota saja bisa jadi masalah bagi mereka, tapi ia bersyukur warga Jakarta sudah cerdas melihat manuver-manuver seperti ini.

"Setiap saya turun ke warga terutama ke warga yang dulu dipinggirkan, saya mendengar langsung bahwa bagi mereka saat ini kondisi Jakarta lebih baik, tenang, dan kondusif. Warga yang dulu dianggap sebagai masalah pembangunan, kini dijadikan subyek pembangunan. Itu yang penting," jelas Fahira

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement