REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Datang ke gelaran Piala Dunia 2018 sebagai salah satu tim unggulan, Brasil justru gagal memenuhi ekpektasi para penggemarnya. Peraih lima trofi Piala Dunia itu kandas di babak perempat final usai disingkirkan Belgia 2-1.
Mimpi Neymar untuk pertama kalinya membawa Brasil meraih titel paling bergengsi di kompetisi sepak bola internasional itu hancur berantakan. Padahal, Neymar menjadi salah satu andalan pelatih Brasil, Tite.
Pasca Brasil tersingkir di Piala Dunia 2018, kekecewaan mendalam dirasakan gelandang serang Paris Saint Germain (PSG) tersebut. Bahkan, kesedihan pemain yang menggenggam status sebagai pemain termahal di dunia itu begitu dalam.
Di satu titik, Neymar merasa depresi dan tidak mau lagi melihat permainan sepak bola.
"Saya tidak mau terlalu jauh, dengan berkata, saya tidak mau lagi bermain bola. Namun, saya bahkan tidak mau lagi melihat bola, atau melihat permainan sepak bola. Saya benar-benar berduka dan kecewa pada saat itu (dengan kegagalan membawa Brasil jadi juara dunia)," kata Neymar seperti dikutip The Independent, Senin (23/7).
Beruntung buat Neymar, dia masih memiliki keluarga dan teman-teman dekat yang membri motivasi padanya untuk bangkit. Kesedihan itu akhirnya bisa ia lewati. Kini Neymar siap bangkit dan tampil sebaik mungkin di lapangan hijau.
"Saya begitu sedih tentang hal itu (gagal di Piala Dunia 2018), tapi kesedihan itu sekarang sudah lewat. Saya memiliki anak, keluarga, teman-teman, dan mereka tidak ingin saya terus terpuruk dalam kesedihan. Saya memiliki begitu banyak alasan untuk bahagia, ketimbang harus terus berada dalam kesedihan,'' tutur mantan gelandang Barcelona itu.