Selasa 24 Jul 2018 22:45 WIB

Indonesia Minta OCA dan AFC Hanya Mengundi UEA dan Palestina

Jika harus diundi ulang seluruhnya, ini akan mengganggu kesiapan tim-tim lain.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Israr Itah
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto (kanan).
Foto: dok REPUBLIKA
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia meminta agar pengundian ulang peserta cabang sepak bola pada Asian Games 2018 cuma dilakukan untuk dua negara yang sebelumnya tidak diikutkan, yakni Uni Emirat Arab dan Palestina. Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot Dewa Broto mengatakan, jika harus diundi ulang seluruhnya, ini akan mengganggu kesiapan tim-tim lain.

Gatot mengatakan, sejak pengundian resmi pada Kamis (5/7) di Jakarta, tim-tim dari negara peserta sudah mulai mengukur kekuatan para calon lawan di fase grup. “Kita inginnya hanya dua negara saja yang diundi untuk masuk ke grup yang sudah ada,” kata Gatot di Kemenpora, Jakarta, Selasa (24/7). 

Gatot menegaskan, kemauan pemerintah sejalan dengan keinginan Panitia Penyelanggara Asian Games 2018 (Inasgoc). Ia menyatakan, sikap pemerintah mendukung Inasgoc agar meminta Komite Olimpiade Asia (OCA) dan Federasi Sepak Bola Asia (AFC) hanya mengundi dua negara.

Akan tetapi, kata Gatot, apa pun keputusan OCA dan AFC tentang model undian susulan, Indonesia akan legawa menerima.

Inasgoc sebagai tuan rumah Asian Games 2018 sebetulnya sudah menggelar babak undian sepak bola pada Kamis (5/7) di Jakarta. Ketika itu ada 24 negara yang ambil bagian dalam undian yang dilakukan terbuka. Deputi II Inasgoc Harry Warganegara menerangkan, jumlah 24 negera tersebut merupakan peserta sepak bola yang mendaftar dan memverifikasi partisipasinya dengan cara daring.

Babak pengundian ketika itu membagi sebanyak 24 negara peserta ke dalam enam grup. Hasilnya satu grup berisikan empat negara peserta. Undian menempatkan timnas Indonesia ke dalam Grup A bersama Hongkong, Laos, dan Cina Taipe. Tetapi beberapa hari setelah pengundian di Jakarta, Uni Emirat Arab (UEA) dan Palestina melayangkan protes lantaran tak dilibatkan. 

Harry menerangkan, Inasgoc tak melibatkan UEA dan Palestina saat pengundian di Jakarta lantaran keduanya tak melakukan verifikasi dengan cara daring. Kata Harry, OCA menuntut Inasgoc agar setiap proses pendaftaran dan verifikasi partisipasi negara peserta di semua cabor Asian Games dilakukan dengan cara daring.

Kedua negara itu, UEA dan Palestina memang mendaftar. Akan tetapi Harry mengatakan verifikasi dan proses pendaftaran pemain tak dilakukan dengan cara daring. Situasi tersebut yang menurut Harry membuat timnas UEA dan Palestina tak muncul pada pengundian di Jakarta. 

“Jadi, kami (Inasgoc) nggak mau juga disalahkan. Karena mereka nggak melalui sistem online,” sambung Harry. Ia melanjutkan, terkait protes UEA dan Palestina tersebut, Inasgoc bersama OCA dan AFC bersama Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) pada Selasa (23/7) di Malaysia sekata menerima UEA dan Palestina sebagai peserta sepak bola baru di Asian Games.

Karena keputusan tersebut, undi ulang peserta sepak bola akan diulang. Harry mengatakan, pengundian ulang akan digelar Rabu (25/7) di markas AFC di Malaysia. Akan tetapi, Harry mengatakan belum ada keputusan bulat tentang cara pengundian  ulang tersebut. “Apa nanti hanya mengundi dua negara, atau diundi ulang, baru besok (Rabu) akan ketahuan,” sambung dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement