REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesmenpora Gatot S Dewabroto menyatakan, pemberian bonus terhadap atlet atau cabang olahraga otomatis akan diberikan kepada atlet yang berprestasi internasional. Artinya, atlet tidak perlu melapor dahulu kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
''Dalam mekanisme kami, bonus akan otomatis apakah itu emas, perak, maupun perunggu,'' kata Gatot kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (25/7).
Gatot menambahkan, nomor rekening, pajak, dan NPWP itu hanya masalah teknis. Namun, untuk anggaran, Kemenpora telah menyiapkannya. Bonus yang diberikan, lanjut dia, tidak ditujukan kepada semua kompetisi.
Gatot menjelaskan, kejuaraan yang mendapatkan bonus ada beberapa kategori. Di level dunia, misalnya, ada Olimpiade dan Paralimpic. Untuk level Asia, seperti Asian Games dan Asian Paragames. Untuk level Asia Tenggara ada SEA Games.
Bukan hanya itu, lanjut Gatot, bonus juga diberikan kepada atlet berprestasi di kompetisi yang diakui oleh federasi cabor dunia. ''Yang pasti event yang diakui oleh federasi internasional, seperti All England yang diakui oleh federasi BWF (Internasional Badminton Federation,'' jelas dia.
Soal besaran bonus, Gatot meyatakan ada kenaikan, khususnya di Asian Games 2018. Kalau saat Asian Games 2014 di Korea Selatan, bonus untuk peraih emas sebesar Rp 400 juta. Namun, Asian Games di Jakarta-Palembang, bonus untuk penerima emas naik tiga kali lipat yaitu Rp 1,5 miliar. ''Tapi untuk perak tidak ada peningkatan, tetap Rp 200 juta, supaya atlet berlomba-lomba meraih emas. Karena kalau dinaikan peraknya, ya sama saja mereka berpikir perak saja cukup,'' jelasnya.