Jumat 17 Aug 2018 08:32 WIB

Redding Lecehkan Motor Aprilia Usai Balapan

Scott Redding finis di peringkat ke-20 di MotoGP Austria

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Pembalap OCTO Pramac Yakhnich, Scott Redding.
Foto: EPA/Maurizio Brambatti
Pembalap OCTO Pramac Yakhnich, Scott Redding.

REPUBLIKA.CO.ID, SPIELBERG -- Pembalap Aprilia, Scott Redding menyebut motor RS-GP yang dikendarainya layaknya 'kotoran' setelah finis ke-20 di MotoGP Austria akhir pekan kemarin. Padahal Redding sempat mencatat waktu tercepat kedua dan ketiga dalam dua kali sesi latihan di lintasan basah sehari sebelum balapan.

"Akhir pekan yang mengerikan. Sejenak saya menyadari betapa bagusnya saya. Kemudian lintasan mengering dan saya keluar dari lapangan lagi. Balapan seperti kemarin sangat menyedihkan sebab saya sudah mencoba sepanjang waktu yang akhirnya terasa lebih mudah. Namun saya sepertinya selalu bermasalah dengan sesuatu di hari-H balapan," katanya, dilansir dari Autosport.

Pembalap asal Gloucester, Inggris ini sejak lama telah menerima motor Aprilia apa adanya. Puncaknya adalah GP Spielberg, Austria yang membuatnya tak bisa menahan amarah lagi.

"Sekarang saya harus pergi ke Silverstone, balapan berikutnya, dan tersenyum pura-pura di depan semua orang dengan mengatakan saya akan tampil dengan baik. Semua itu omong kosong karena saya tak bisa berbuat apa-apa. Anda tak akan bisa membuat sepotong 'kotoran' ini bersinar. Saya tahu ini kedengarannya kasar dan tak seharusnya saya mengatakannya. Tapi memang begitu adanya," paparnya.

Redding kemudian ditanyai penyebab kegagalannya karena akan meninggalkan Aprilia akhir tahun ini. Pembalap dengan tubuh tertinggi di kelas MotoGP itu pun menampik tak ada hubungannya dengan itu.

"Orang-orang mengatakan itu, namun itu hanya lelucon. Ada begitu banyak hal yang saya bahkan tak diizinkan untuk mengatakannya sebab terkait internal tim, dan saya menerimanya," sebutnya.

Redding mengatakan Aprilia bukanlah tim satelit, melainkan tim pabrikan di MotoGP. Sayangnya dia menemukan kesalahan sepele yang seharusnya tak terjadi di motor pabrikan, seperti masalah sensor dan suspensi.

"Ini kan tim pabrikan, mengapa bisa terjadi?," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement