REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelatih Timnas U-23 Indonesia Luis Milla masih menunggu hasil keputusan PSSI soal posisinya. Itu setelah Milla belum mampu membawa Timnas ke semi final Asian Games 2018 usai kalah dari Uni Emirat Arab.
Pengamat sepak bola nasional Akmal Marhali menyebut target PSSI untuk Milla terlalu tinggi. "Apa yang terjadi di Asian Games kemarin sudah menjadi hasil yang cukup maksimal. Perjuangannya sudah cukup bagus dengan keterbatasan yang dimiliki Luis Milla," ujar Akmal saat dihubungi Republika, Senin (27/8).
Koordinator Save Our Soccer ini menyebut, PSSI tidak melihat kondisi Timnas sebelum menentukan target. Melihat, Milla hanya memiliki sedikit waktu untuk membangun timnas. Dia mencontohkan, bagaimana jadwal uji coba timnas yang bentrok dengan kompetisi Liga dan persiapan pelatnas yang masih kurang. Menurutnya, persiapan mepet itu sangat mempengaruhi penampilan tim.
"Artinya dengan situasi-situasi semacam ini adalah hal yang bagus. 120 menit bermain dengan tempo yang stabil sebuah proses yang sangat bagus dari Luis Milla," jelasnya.
Menurutnya, PSSI harus memberi kesempatan pada Luis Milla untuk membangun pondasi Timnas sebelum melepasnya. Karena ekspektasi PSSI terlalu besar jika Timnas harus menembus empat besar.
"Banyak di antaranya lawan-lawan yang dihadapi dan akan bertemu adalah yang rutin tampil di piala dunia. Karena kita saja belum tentu bisa menang di level Asia Tenggara," jelasnya.
Di sisi lain, evaluasi Milla harusnya saat piala AFF usai. Menurutnya, pantas jika PSSI menargetkan Milla untuk membawa Timnas Juara AFF. Karena Milla sudah mengetahui karakter pemain.
Jika pelatih harus diganti, Akmal mengkhawatirkan Timnas justru akan kehilangan jati dirinya dalam bermain. "Kalau Luis Milla diganti ya AFF dua bulan lagi, permasalahan yang ada didepan kalau pelatih diganti akan memulai lagi dari nol," tegasnya.
Terlebih kompetisi AFF akan berjalan pada November mendatang. Dimana bulan tersebut akan menjadi bulan penentu kompetisi Liga 1 yang tentu mempengaruhi kondisi pemain Timnas.
"Jadi bisa dibayangkan kondisi psikologis pemain yang ada di Liga setelah itu harus tampil untuk membela Indonesia di AFF, bisa jadi tenaga, kekuatan dan psikologi tinggal sisanya untuk Timnas," papar Akmal.
Akmal menuturkan, jika ada faktor lain dari PSSI yang tidak bisa menahan Milla untuk tetap di Timnas, seperti finansial, maka PSSI harus melakukan negosiasi untuk tetap mempertahankan Milla. "Kalaupun kalau ditargetkan Luis Milla ya di Piala AFF, kalau setelah itu masyarakat bisa menilainya secara obyektif," tutupnya.