REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet angkat besi nasional Eko Yuli Irawan merespon rencana pemerintah mengalokasikan dana Rp 100 juta untuk pembangunan fasilitas olahraga di setiap desa. Menurut Eko rencana ini bagus, tapi harus lebih fokus tujuannya.
Peraih medali emas Asian Games 2018 ini menerangkan, cabang olahraga (cabor) di Tanah Air beragam. Jangan sampai dana yang dikeluarkan hanya untuk cabor populer seperti sepak bola atau bulu tangkis.
"Cabor lain jadi gak punya fasilitas. Seperti angkat besi, disediain tempat gak? Kan bisa sekalian mencari bibit-bibit di daerah," kata Eko saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (30/8).
Eko melanjutkan, banyak cabor yang kurang populer tapi sebenarnya dipertandingkan di event-event sekelas Olimpiade. Ini yang harus diperhatikan pemerintah.
Pelatih angkat besi Muhammad Rusli menambahkan, rencana tersebut luar biasa demi kemajuan olahraga di Tanah Air. Namun harus diperhatikan potensi asli di setiap desa. "Misalnya kalau di desa itu sudah ada lapangan sepak bola, dananya dipakai buat yang lain, seperti voli atau tempat pelatihan silat," ujar Rusli kepada Republika.co.id.
Sementara buat angkat besi, lanjut Rusli, membutuhkan dana yang lebih besar dari perencanaan anggaran. Ia juga menyinggung soal pengawasan.
Jika rencana ini terealisasi, menurut Rusli, pemerintah wajib memperketat pengawasan. "Kami sangat setuju, tapi jangan sampai hanya dimanfaatkan oleh segelitir orang, akhirnya masuk KPK," ujarnya mengingatkan.
Sebelumnya Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengusulkan ada alokasi anggaran khusus untuk pembangunan sarana prasarana olahraga di pedesaan. Menurutnya hal itu perlu dilakukan untuk pembinaan olahraga yang lebih maksimal dari level pedesaan. Anggaran yang diusulkan minimal Rp 50 hingga 100 juta per desa.