Senin 03 Sep 2018 19:26 WIB

Terlalu Percaya Diri, Penyebab Kegagalan Bridge

Apalagi dalam uji coba, hasil bridge luar biasa.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Tim Indonesia, Conny Eufke Sumampouw (W) saat bertanding melawan Tim China pada babak semifinal 2 Bridge Super Mixed Team Asian Games ke-18 tahun 2018 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Ahad (26/8).
Foto: INASGOC/Andry Prasetyo
Tim Indonesia, Conny Eufke Sumampouw (W) saat bertanding melawan Tim China pada babak semifinal 2 Bridge Super Mixed Team Asian Games ke-18 tahun 2018 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Ahad (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bridge sebenarnya cabang olahraga yang diharapkan mampu mendulang sedikitnya dua medali emas pada Asian Games 2018. Sayangnya, cabang usulan tuan rumah ini malah hanya mampu meraih empat medali perunggu. Hasil evaluasi sementara kegagalan ini akibat rasa terlalu percaya diri.

Ketua Umum Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB Gabsi) Eka Wahyu Kasih menyatakan, kegagalan ini akibat rasa percaya diri yang berlebihan saat pertandingan menentukan. Apalagi dalam uji coba, hasil bridge luar biasa.

“Sebenarnya lawan-lawan di Asian Games 2018, masih kalah berat dari lawan yang kami hadapi dalam serangkaian uji coba di Amerika. Namun kami salah menerapkan strategi. Kami terlalu percaya diri pada akhir babak kualifikasi dengan menurunkan pemain cadangan dan akhirnya kalah telak. Kekalahan ini berimbas di semifinal sehingga kami kalah,” ujar Eka.

Sebenarnya, Eka menilai Indonesia bisa mengamankan dua medali emas di nomor super mixed team dan mixed team. Sebab pada babak penyisihan, tim bridge sudah mengalahkan unggulan. Namun kekalahan pada babak akhir penysihan ternyata memberi efek negatif sehingga takluk di semifinal.

Terlalu percaya diri juga ditunjukan di nomor lainnya. Di nomor pasangan, tidak ada kerja sama tim. “Mungkin karena terlalu percaya diri bermain, sehingga kita tidak ada yang saling mengalah. Sebaliknya lawan sepertinya ada kerja sama, sehingga mereka bisa mendapat tambahan poin besar dari rekan senegaranya,” kata dia.

Eka mengaku bertanggung jawab dengan kegagalan bridge di Asian Games. Dia menyesali beberapa keputusan yang diambilnya pada pertandingan beregu atau tim. "Saya akui salah strategi saat bermain di nomor beregu. Harusnya kami tidak bertemu dengan Cina di semifinal, kami harusnya jumpa mereka di final," kata Eka.

Berakhirnya Asian Games tak membuat PB Gabsi kendur dalam membina prestasi bridge. Menurut Eka, pihaknya bakal terus mengirimkan atlet yang ada untuk ikut kejuaraaan bridge di berbagai negara sepanjang 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement