REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyatakan terus berupaya agar pencak silat dapat menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade.
"Kita berharap supaya pencak silat bisa masuk olimpiade. Namun proses dan persyaratannya itu memang tidak mudah. Tapi kita harus terus berusaha," kata Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto di Jakarta, Selasa (4/9).
Menurut dia, salah satu persyaratan agar pencak silat dapat dipertandingkan dalam olimpiade, yaitu harus terlebih dahulu dipertandingkan dalam kategori cabang olahraga eksibisi pada olimpiade sebelumnya.
"Sayangnya, pencak silat masih belum terdaftar dalam cabang olahraga eksibisi Olimpiade musim panas di Tokyo tahun 2020. Jadi, kemungkinan pencak silat belum bisa masuk Olimpiade dalam waktu dekat," ujar Gatot.
Lebih lanjut, dia menuturkan pencak silat bisa saja diakui dalam Olimpiade Paris 2024 mendatang. Namun dengan catatan harus ada 80 negara anggota National Olympic Committee (NOC) yang mengakui pencak silat.
"Tidak berhenti sampai disitu, dari pengakuan 80 negara anggota NOC itu, usulan tersebut kemudian diteruskan kepada Kongres International Olympic Committee (IOC). Setelah itu, baru pencak silat bisa dipertandingkan di Olimpiade," tutur Gatot.
Oleh karena itu, Kemenpora bersama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI terus melakukan upaya-upaya agar cabang olahraga bela diri tersebut dapat diakui dalam ajang olimpiade.
Dia mengungkapkan salah satu upaya yang telah dilakukan, yakni Kemenpora pernah melakukan kegiatan bertajuk `Pencak Silat Road Show to UNESCO¿ pada 2014 lalu.
"Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya kami dalam mempromosikan pencak silat. Kami berharap pencak silat segera mendapatkan pengakuan dari UNESCO dan bisa dipertandingkan di Olimpiade," ungkap Gatot.