REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para atlet Indonesia peraih medali Asian Games 2018 telah mendapat bonus. Tidak hanya dari pemerintah, mereka juga mendapat banyak bonus dari sejumlah pihak swasta.
Sejumlah atlet berencana menggunakan dana tersebut untuk berbagai kepentingan. Mulai dari karier, keluarga, dan bisnis.
Peraih emas dari cabang tenis nomor ganda campuran, Aldila Sutjiadi mengaku sedang mencari biaya tambahan dalam rangka mengikuti berbagai turnamen.
"Bonus ini akan saya jadikan modal tambahan membiayai pertandingan-pertandingan, tur ke luar negeri," ujarnya saat ditemui di kantor Gojek, Jakarta, Kamis (6/9).
Aldila ingin masuk Olimpiade 2020 di Tokyo. Demi target tersebut ia harus menembus 150 besar dunia di nomor tunggal puteri. Sementara di nomor ganda, minimal 50 besar. Saat ini ia berada di peringkat 630 dunia.
Dengan terus mengikuti turnamen, ia bakal menabung poin. Ia mengaku lebih banyak menggunakan biaya sendiri dalam mengikuti event-event di luar negeri.
"Ada juga dari KONI Jatim. Saya masih mencari bantuan-bantuan dari perusahaan yang bisa mensponsori saya," ujar Aldila.
Berikutnya Christopher Benjamin Rungkat. Rekan Aldila di nomor ganda campuran ingin mengalokasikan bonus guna membiayai turnamen-turnamen yang ia ikuti. Christo ingin tampil di empat grandslam tahun depan, dan Olimpiade 2020.
Atlet sepeda gunung nomor downhill puteri, Tiara Andini Prastika lebih fokus ke keluarga. Andini yang beragama muslim berhasrat menggunakan bonus emas Asian Games untuk ibadah.
"Rencananya Desember nanti mau umrah sekeluarga," ujarnya.
Atlet cabang olahraga Paralayang, Hening Paradigma menggunakan bonus untuk kepentingan bisnisnya. Hening yang juga berprofesi sebagai pengusaha makanan di Bogor dan Sumedang ingin meluaskan ekspansi bisnisnya. Selama ini ia jualan brownis serta cireng.
Berikutnya tentu saja untuk kariernya. "Dengan bonus ini, nambah-nambah modal mengikuti kejuaraan dunia ke luar negeri. Terutama nomor lintas alam, karena itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit," ujar Hening,