Selasa 11 Sep 2018 13:15 WIB

Ducati Bisa Jadi Motor Terbaik Dunia

The Reds sering menang di sirkuit-sirkuit yang biasanya sulit ditaklukkan.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Israr Itah
Pembalap Ducati, Andrea Dovizioso
Foto: MotoGP
Pembalap Ducati, Andrea Dovizioso

REPUBLIKA.CO.ID, MISANO -- Ducati berpeluang dinobatkan sebagai motor terbaik di dunia pada akhir musim MotoGP 2018. Sejak awal tahun, the Reds sering menang di sirkuit-sirkuit yang biasanya sulit ditaklukkan.

Akan tetapi, pembalap Ducati Andrea Dovizioso tak sepenuhnya setuju dengan klaim tersebut. Sebab, kata dia, semua kembali ke kombinasi motor dan pembalapnya. Yang pasti, pembalap Ducati telah berhasil memperbaiki kesulitan sejak tahun lalu.

"Hanya Jorge Lorenzo dan saya yang kuat dengan mesin Ducati. Pembalap lain merasa mesin semakin bagus, namun kadang mereka masih menghadapi masalah. Saya tak tahu, ya mungkin saja saat ini bisa dikatakan terbaik," kata Dovi, dilansir dari Speedweek, Selasa (10/9).

Grand Prix San Marino, Italia akhir pekan kemarin merupakan kemenangan pertama Dovi di tanah kelahirannya. Dia berjarak 2,8 detik di di depan Marc Marquez yang finis kedua. Kemenangannya yang superior mengantar Dovi melejit menggantikan Valentino Rossi di posisi kedua klasemen MotoGP 2018.

Pembalap Italia itu berjarak 67 angka di belakang Marquez dengan 154 angka dan unggul tiga poin dari Rossi (151). Dovi mengaku sangat bangga menang di rumahnya sendiri. Ia mengungkapkan, setelah pemanasan merasa sangat baik.

Ia tahu kecepatan minimumnya sama dengan lawan, namun ban belakangnya tak cukup mendukung. Ia merasa perlu mencari peluang terbaik dan fokus melakukannya.

"Saya tahu Jorge memimpin balapan sejak awal dan dia maksimal di awal start, mungkin untuk menghemat ban. Saya mengendarai motor dengan kecepatan satu menit dan 32,6 detik dan mengambil risiko. Saya paham berpeluang untuk menang," katanya.

Lorenzo sempat mempersingkat backlog dan menyusul Dovi. The X Fuera semakin kuat dan akhirnya benar-benar cepat. Di saat itu Dovi menyadari dia perlu menggeber motornya dengan meminimalisasi kesalahan, khususnya cengkeraman ban.

"Cengkeraman ban kami memang agak kurang saat lomba ketimbang saat latihan. Jadi, saya tak bisa agresif. Saya mengambil risiko lain. Ketika saya mengurangi kecepatan menjadi satu menit dan 32,8 detik, dia (Lorenzo) terjatuh. Saat itu saya tahu saya punya cukup waktu semakin jauh," kata Dovi.

Misano salah satu sirkuit yang sulit ditaklukkan Ducati. Dovi menyebut itu menjadi fokus pabrikan saat ini, bukan lagi memikirkan gelar juara dunia. Sebab Marquez secara angka sudah terlampau jauh meninggalkan pembalap-pembalap di belakangnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement