Kamis 13 Sep 2018 13:45 WIB

Peraih Medali Asian Games Asal DKI Terima Bonus Tambahan

Atlet yang tak dapat medali pun tetap menima uang saku Rp 10 juta per atlet.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Endro Yuwanto
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla melihat isi buku tabungan saat pemberian bonus kepada atlet peraih medali di Istana Negara, Jakarta, Minggu (2/9).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla melihat isi buku tabungan saat pemberian bonus kepada atlet peraih medali di Istana Negara, Jakarta, Minggu (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI Jakarta Ratiyono memastikan atlet-atlet DKI yang berpartisipasi di perhelatan Asian Games 2018 mendapatkan bonus tambahan. Hal itu telah ditetapkan dalam Rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta pada Rabu (12/9) kemarin.

“Tadi dengan banggar sudah diputuskan, untuk peraih medali emas menjadi Rp 750 juta, perak Rp 500 juta, perunggu Rp 250 juta,” ujar Ratiyono kepada wartawan, Rabu malam.

Sebelumnya, beberapa anggota dewan merasa keberatan dengan pengajuan Disorda DKI yang akan memberikan bonus hanya Rp 300 juta kepada pemenang medali emas. Oleh karena itu, beberapa anggota dewan sempat mengusulkan pemberian rumah kepada peraih medali emas.

Namun pada akhirnya, pemberian rumah tak disetujui dan dewan sepakat untuk menaikkan jumlah bonus kepada atlet. Ratiyono menjelaskan, tambahan nominal bonus telah cukup bagi para atlet.

Oleh sebab itu, Ratiyono menegaskan kepada para atlet untuk tak terlalu nyaman ketika diberikan bonus. “Saya ingatkan, atlet jangan terlalu nyaman ketika diguyur bonus merasa cukup. Itu enggak boleh, tetap fighying spiritnya tidak berhenti,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Ratiyono, bagi para atlet yang tidak mendapat medali pun pihaknya tetap memberikan uang saku. Nominal angkanya adalah sebesar Rp 10 juta per atlet.  “Atlet cukup banyak bervariasi, 11 medali emas individu dan beregu, perak 13 ada individu dan beregu, dan perunggu ada 22 atlet. Yang tak mendapat medali, dari 186 atlet dikurangi yang mendapat medali,” jelas dia.

Dengan adanya tambahan bonus itu, Ratiyono berharap pula kepada para atlet untuk tak hengkang dari Jakarta lantaran wilayah ini dinilainya termasuk menguntungkan. Menurut dia, kesempatan bertanding ke luar negeri di Jakarta lebih besar tanpa mengecilkan peran daerah. “Daerah juga luar biasa, tapi sebaiknya yang sudah di Jakarta tetaplah di Jakarta. Ada kader yang di daerah silakan dilatih untuk pertandingan PON punmaupun SEA Games,” ujar dia.

Setelah di ketok di rapat banggar, kata Raiyono, pihaknya mengaku akan langsung merevisi keputusan Gubernur DKI mengenai itu. Setelah itu, DPRD DKI akan menginput ke sistem sesuai dasar hukum keputusan gubernur.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, pemberian bonus atlet sebagai apresiasi tersebut telah bersih. Artinya, pajak pun nantinya akan dibayar oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. “Tadi sudah putus. Jadinya Rp 750 juta ya untuk peraih medali emas. Perak Rp 500 juta dan perunggu Rp 250 juta. Pajak dibayar DKI jadi sudah bersih,” kata dia menegaskan.

Saefullah menjelaskan, pencairan bonus itu masih menunggu APBD turun. Sehingga, pencairan bonus itu bukan berarti langsung cair usai diketok palu. “Enggaklah tetep nunggu APBD, gimana dasarnya kalo enggak,” ujarnya.

Sementara, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan enggan berkomentar terkait dengan alasan ditetapkannya bonus dengan nominal itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement