Ahad 16 Sep 2018 22:58 WIB

Soal Bonus Atlet, Anies Sebut Lebih Fokus ke Pembinaan Atlet

Selama ini Pemprov DKI masih belum bisa memberikan gaji yang tinggi pada pelatih.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Endro Yuwanto
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan
Foto: Republika
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyatakan, bonus tambahan kepada atlet masih dalam proses. Namun, ia menyebut ada hal yang lebih penting dari pemberian bonus.

“Senin (17/9) nanti kami bicarakan. Nanti kami atur ya. Yang penting untuk pembinaan atlet ke depan berjalan baik itu fokus kami,” ujar Anies di Silang Monas Sisi Barat, Ahad (16/9).

Sebelumnya, dalam rapat badan anggaran (banggar), para anggota DPRD DKI Jakarta dan Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI Jakarta telah menyepakati adanya bonus tambahan kepada para atlet yang meraih medali emas dalam perhelatan Asian Games 2018. Mereka akan mendapatkan uang tambahan sebanyak Rp 750 juta dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Hal itu diiyakan oleh Kepala Disorda DKI Jakarta Ratiyono. Dia menyebut pada awalnya ia mengusulkan bonus sebanyak yang telah ditetapkan dalam pergub yang telah ada. Namun, dia menjelaskan pada saat Rapat Badan Anggaran pekan lalu, memang ada usulan dari Anggota DPRD yang menginginkan bonus tambahan bagi para atlet peraih medali emas sebanyak separuh dari yang diberikan oleh Kemenpora, yaitu Rp 750 juta.

“Dalam Banggar kemarin akhirnya diputuskan untuk peraih medali emas menjadi Rp 750 juta, perak Rp 500 juta, dan perunggu Rp 250 juta,” ujar Ratiyono saat dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad.

Ratiyono menjelaskan, dalam proses pencairannya, hasil dalam rapat banggar itu akan diajukan kepada gubernur dan kemendagri terlebih dahulu untuk disetujui. Setelah itu, disetujui oleh keduanya. Bonus itu baru bisa cair ke tangan para atlet.

Ratiyono berharap bonus itu bisa segera dicairkan kepada para atlet. Ia memprediksi sekitar bulan Oktober, bonus itu bisa cair. “Tapi kalau bisa lebih cepat ya lebih baik. Saya berharapnya ya lebih cepat,” tegasnya.

Terkait dengan pelatih profesional, Ratiyono menyebut selama ini Pemprov DKI Jakarta masih belum bisa memberikan gaji yang tinggi kepada para pelatih tersebut. Pelatih yang ada saat ini pun, kata dia, juga masih berstatus pekerjaan sampingan. “Pelatih sendiri kan sekarang masih hanya sampingan. Belum ada yang benar-benar sebagai pelatih yang profesional,” ungkap dia.

Hal itu, kata Ratiyono, disebabkan karena apresiasi kepada para pelatih masih terlalu sedikit. Gaji yang diberikan kepada para pelatih saat ini hanya berkisar Rp 6 sampai 7 juta per bulan.

Sedangkan, menurut Ratiyono, gaji kepada pelatih yang ideal adalah sebanyak Rp 25 juta. Hal itu agar pelatih bisa menjadi profesional dan tak perlu mencari makan di pekerjaan lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement