REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Pelatih klub Newcastle, Rafael Benitez, mengaku terkejut dengan sikap Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) yang tidak menindak lanjuti komentar Wilfried Zaha. Penyerang Crystal Palace menyatakan dia tidak diberi perlindungan yang cukup oleh wasit.
Zaha, yang merupakan pencetak gol terbanyak untuk Palace dengan tiga gol musim ini, mengatakan setelah timnya mengalahkan Huddersfield Town akhir pekan lalu, dia merasa bahwa kakinya harus patah lebih dulu sebelum lawannya diusir ke luar lapangan. Zaha adalah salah satu pemain yang paling sering dikasari lawan, bersama pemain Chelsea Eden Hazard.
Akan tetapi, Benitez mengatakan hal itu akan selalu dialami pemain yang pandai menggiring bola. "Saya terkejut karena biasanya FA sangat peduli dengan komentar-komentar seperti ini, tetapi saya sangat percaya kepada Andre Marriner," kata Benitez kepada wartawan, Jumat (21/9).
Rafael Benitez
Newcastle, yang berada di peringkat kedua dari bawah klasemen sementara setelah tidak memenangi satu pun dari lima pertandingan Liga Inggris, akan bertandang ke markas Palace yang menghuni peringkat ke-12, Sabtu (22/9). Benitez yakin wasit Andre Marriner akan memperlakukan Zaha sama seperti pemain lain meskipun mendapat kritik dari pemain asal Pantai Gading itu.
"Dia memiliki pengalaman, bahkan jika catatannya dengan pemain kami bukanlah yang terbaik dalam hal kartu merah, saya yakin dia adalah wasit yang sangat baik dengan banyak pengalaman dan dia akan menangani situasi dengan cara yang semestinya," kata dia.
"Cara (Zaha) bermain membuat dia akan mengalami lebih banyak tackle daripada pemain lain karena dia suka berlari ke arah lawan ...," katanya.
Roy Hodgson
Sementara itu pelatih Crystal Palace, Roy Hodgson, membantah klubnya telah menghubungi pengurus Pertandingan Professional Ltd, badan yang bertanggung jawab atas wasit pertandingan di sepakbola Inggris, sehubungan dengan keluhan yang disampaikan Zaha. "Belum ada pembicaraan khusus," kata Hodgson pada konferensi pers menjelang pertandingan.
Ia menambahkan Zaha tidak boleh disalahkan karena mengungkapkan pendapatnya. "Orang-orang berhak mengatakan apa yang kadang-kadang mereka rasakan," kata mantan pelatih tim nasional Inggris itu.
"Saya tidak berpikir bahwa kita harus terburu-buru untuk mengkritik seseorang hanya karena orang itu mengatakan sesuatu yang ia rasakan," katanya.