Senin 24 Sep 2018 09:21 WIB

Save Our Soccers Tuntut PSSI Tangani Bentrok Antarsuporter

Kematian suporter menjadi masalah serius dalam dunia sepakbola di tanah air

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Hazliansyah
Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Pribadi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentrokan antarsuporter sepak bola Tanah Air seolah menjadi peristiwa yang dianggap lumrah dan tidak jarang menguap begitu saja. Terkadang tidak jelas ketetapan hukumnya sehingga kejadian berulang lagi dan lagi.

Komunitas Save Our Soccers, menuntut Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk serius menangani kasus ini.

Koordinator Save Our Soccers, Akmal Marhali, menegaskan kasus kematian suporter menjadi salah satu masalah serius dalam dunia sepak bola di Tanah Air.

"Sayangnya, hal ini tidak mendapatkan perhatian khusus dari PSSI, pihak klub, dan pihak keamanan," ujar Akmal dalam keterangan tertulis, Senin (24/9).

Tidak seriusnya federasi sepak bola Indonesia tersebut, akhirnya harus mengorbankan satu nyawa lagi jelang pertandingan Persib vs Persija di Stadion GBLA, Bandung, Jawa Barat, Ahad (23/9). Ia adalah Haringga Sirila, suporter Persija atau The Jakmania yang tewas akibat dikeroyok oleh oknum suporter Persib.

"Nyawa sangat murah di sepak bola Indonesia. Tak pernah ada penyelesaian baik secara hukum sepakbola maupun hukum kriminalitas secara tuntas. Akhirnya, dianggap 'membunuh' menjadi hal biasa di sepak bola Indonesia," jelas Akmal.

Ia mempertanyakan, apa sebenarnya yang membuat kepolisian di Indonesia sulit mengantisipasi bentrokan antarsuporter. Padahal jumlah personel gabungan TNI-Polri bisa mencapai puluhan ribu.

Lebih lanjut Akmal juga mempertanyakan mengapa penegak hukum kesulitan menangani kasus secara serius dan tuntas.

"Untuk laga yang melibatkan Persib dan Persija ini adalah tumbal nyawa yang keenam. PSSI dan pemerintah harus tegas dalam memberikan sanksi, terhadap aktivitas sepak bola yang menyebabkan tumbal nyawa," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement