Selasa 25 Sep 2018 18:03 WIB

Pemerintah Minta Liga Indonesia Dihentikan Dua Pekan

Menpora meminta semua pihak untuk introspeksi dan melakukan perbaikan.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Menpora Imam Nahrawi, disampingi Sesmenpora Gatot Dewabroto (kiri), Deputi IV bidang prestasi olahraga (dua kanan), dan Ketua BOPI Richard Sambera (kiri)
Foto: Republika/Fitriyanto
Menpora Imam Nahrawi, disampingi Sesmenpora Gatot Dewabroto (kiri), Deputi IV bidang prestasi olahraga (dua kanan), dan Ketua BOPI Richard Sambera (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa pengeroyokan oknum suporter Persib Bandung terhadap seorang pendukung Persija Jakarta bernama Haringga Sirila, Ahad (23/9), dianggap pemerintah sebagai tragedi nasional. Sebagai wujud belasungkawa nasional, pemerintah memutuskan terhitung Selasa (25/9), liga sepak bola Indonesia dihentikan dalam waktu dua pekan ke depan. Ini disampaikan Menpora Imam Nahrawi di hadapan awak media.

"Setelah mendapat laporan berbagai pihak, pemerintah minta Liga Indonesia dihentikan sementara dua pekan sebagai bentuk penghormatan kepada korban keluarga korban, bentuk belasungkawa nasional," kata dia di Kemenpora.

Selama dua pekan ini, Menpora meminta semua pihak untuk introspeksi dan melakukan perbaikan. Ia meminta PSSI dan operator kompetisi Liga Indonesia Baru (LIB) untuk berani dan menegakkan regulasi sebaik mungkin, bukan hanya sanksi denda. 

"Saya  juga turut berdukacita atas meninggalnya Haringga Sirila, semoga keluarga diberi ketabahan, serta rela melepas kepergian almarhum. Kami memahami sebagai orang tua, ketika kehilangan pasti sangat berat," ujarnya.

Menpora menambahkan, sepak bola dan olahraga seharusnya menjadi pemersatu bangsa, hiburan, pencetak prestasi, bukan peperangan. Olahraga harus bisa dinikmati  dengan penuh kebahagiaan, tidak kenal usia dan asal. Semua harus bersatu mendukung olahraga.

"Olahraga bukan tempat mengungkapkan kebencian. Apalagi, melanggengkan permusuhan. Jangan jadi ajang kerusuhan, sudah tak terhitung kerugian, baik itu harta dan nyawa," kata Menpora.

Menpora menegaskan, Indonesia bangsa yang santun. Insiden yang terjadi di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) disebutnya sangat keji dan tidak bisa diterima akal sehat.

"Itu bukan lagi tragedi sepak bola, tapi tragedi kemanusiaan. Apalagi, pelakunya anak di bawah usia 20 tahun," ujarnya.

Ia mengatakan, ini berarti semua butuh teladan, pemimpin suporter, pemimpin klub, pemimpin PSSI, serta lainnya. Menpora juga mengapresiasi polisi yang bergerak cepat menangkap pelaku. Ia meminta pelaku segera dihukum seadil-adilnya agar tidak ada lagi korban baru.

"Di saat bersamaan, timnas U-16 dan U-19 sedang berjuang. Jangan sampai tercoreng karena liga yang belum bisa menggelar dengan baik," ujar Menpora. 

Menpora meminta semua regulasi terkait penanganan suporter dari FIFA, AFC, maupun PSSI dilaksanakan secara komprehensif, profesional, dan bermartabat. Ia menjanjikan, pemerintah serius mengawal agar peristiwa ini tidak terjadi lagi. 

"Kita tunggu apa ada upaya konkret yang dilakukan PSSI selama dua pekan. Tanggung jawab ada di PSSI apakah ada perubahan yang mendasar," kata dia. 

Menpora juga menyambut baik keputusan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) yang akan mogok sampai ada nota kesepahaman antara suporter. Ia menilai, ini sangat bagus. Sebab, artinya semua ingin menyelesaikan dengan baik. 

"Saya kecewa berat ketika sudah ada suporter meninggal, pertandingan kemarin terus dilanjutkan. Saya juga meminta jangan upload video yang kemarin," ujar Menpora.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement