REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Jose Mourinho sudah lama dikenal sebagai pelatih dengan watak yang keras. Ia tidak peduli terhadap siapa pun pemain yang tidak tunduk kepadanya.
Juru taktik asal Portugal itu tak akan segan-segan menghukum pemain kunci atau pemain yang menjadi simbol klub sejak lama. Kasus terbaru adalah perselisihan Mou dengan pemain nyentrik Paul Pogba. Usai tersingkir dari Piala Liga, Rabu (26/9) dini hari WIB tadi, Mou berujar kalau ia sudah mencopot jabatan wakil kapten dari Pogba.
"Sejak saat ini, Pogba bukan lagi wakil kapten. Saya yang mengangkat dia jadi wakil kapten. Sekarang saya juga yang mencopotnya," kata Mou dikutip dari Eurosport.
Pogba dan Mou sudah lama bersitegang. Saat jendela transfer masih terbuka, Pogba disebut ingin hengkang karena merasa tidak cocok dengan gaya bermain Mourinho.
Pogba merupakan gelandang dengan tipe menyerang. Daya ledak mantan pemain Juventus itu berbahaya bila dimainkan sebagai gelandang serang. Insting mencetak gol Pogba cukup baik di dalam kotak penalti maupun dari luar kotak penalti. Posisi ideal ini dirasakan Pogba saat membela Juventus dan tim nasional (timnas) Prancis.
Sementara di MU, Mou memaksa Pogba turun agak ke dalam sebagai gelandang bertahan. Hal itu membuat kreativitas pemain 25 tahun itu kurang maksimal. Ketika hasil buruk, Mou mengkambinghitamkan Pogba.
Akhir pekan lalu, Pogba membalas dengan mengkritik gaya permainan Mou terlalu fokus bertahan. Hal itu membuat MU sulit menang dalam beberapa laga terakhir. "Tim ini harus memikirkan cara yang baik untuk menyerang," ujar Pogba menyindir.
Pencopotan jabatan wakil kapten ini bisa jadi pertanda satu di antara keduanya akan meninggalkan Old Trafford. Pogba terus dikaitkan dengan Juventus dan Barcelona. Andai MU tidak mempertahankan Mou akibat hasil buruk beruntun, Pogba bisa jadi tetap di MU.
Mou bukan kali ini bertikai dengan pemain sendiri. Saat melatih Inter Milan 2009 lalu, Mou membuang ikon klub Adriano Leite yang kegendutan. Mou tidak menyukai sifat arogansi Adriano. Pada akhirnya, Mou meminjamkan Adriano ke klub Brasil Sao Paolo.
Di Madrid, korban watak keras Mou ialah ikon klub Raul Gonzalez. Pemain yang sangat loyal dan penurut itu dibuang Mou ke Schalke 04 Jerman karena merasa Raul sudah menurun dan tidak cocok dengan skema permainan tim. Membuang Raul ke klub lain juga disinyalir demi memberikan nomor 7 kepada Cristiano Ronaldo.
Iker Casillas
Di musim 2012/2013, Mou menganggu kenyamanan Iker Casillas di bawah mistar Los Blancos. Mou ketika itu melihat Casillas terlalu jemawa sebagai kiper utama sehingga abai untuk terus meningkatkan kualitas.
Saat Casillas pernah terkapar cedera, Mou langsung memberikan posisi utama ke pada Adan ketika itu. Bahkan ketika Casillas sudah sembuh, Mou tetap mencadangkan kiper timnas Spanyol itu untuk beberapa laga.
Memang Casillas tidak hengkang dari Madrid di era Mourinho. Ia pergi meninggalkan Madrid ke FC Porto di pengujung musim 2014/2015. Karena Madrid merasa Casillas jauh menurun.
Masa kedua Mourinho di Chelsea pun membuat sejumlah pemain resah. Mou mencampakkan Juan Mata ke MU di tahun 2014. Di tahun yang sama, ia melepas legenda klub Frank Lampard ke klub MLS, Amerika Serikat.