Rabu 26 Sep 2018 19:14 WIB

Persija Sambut Positif Penghentian Kompetisi Liga 1

Wacana penghentian sementara kompetisi itu lebih banyak maanfaatnya.

Rep: Ali Mansur/ Red: Endro Yuwanto
Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade dalam konferensi pers di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (30/6).
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade dalam konferensi pers di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Persija Jakarta Gede Widiade menyambut positif wacana menghentikan sementara kompetisi Liga 1 oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan PSSI selaku induk organisasi sepak bola di Indonesia. Namun Gede menegaskan bukan perkara setuju atau tidak tapi dilihat dari dasar penghentian itu sendiri.

Gede menilai, alasan BOPI dan juga PSSI cukup kuat untuk memberhentikan Liga 1 yang sudah mendekati akhir kompetisi. Penghentian kompetisi Liga 1 merupakan dampak dari insiden meninggalnya salah satu suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila, di depan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Ahad (23/9).

Pemuda asal Kabupaten Indramayu itu tewas mengenaskan setelah dikeroyok oleh sejumlah oknum pendukung Persib Bandung. "Menurut hemat saya secara pribadi, saya pikir latar belakang maupun dasar untuk menghentikan ini sudah cukup kuat karena kejadian ini di seluruh Indonesia bukan hanya di Jakarta. Saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa, saya tidak mau menyalahkan Bandung, Jakarta, atau Surabaya," ujar Gede, Rabu (26/9).

Menurut Gede, jika tidak ada tindakan reaktif, maka seolah-olah pemerintah, operator, regulator membiarkan insiden tewasnya suporter itu terjadi. Tidak hanya itu, Gede juga menanggap wacana penghentian sementara kompetisi itu lebih banyak maanfaatnya dibanding mudharatnya.

Meskipun wacana itu menuai pro dan kontra, itu dianggap Gede sebagai hal yang wajar. Mengingat sepak bola bukan sekadar hiburan tapi juga menjadi ladang bisnis atau menggerakkan ekonomi, baik pelakunya maupun pedagang dan lainnya. "Memang memunculkan pro dan kontra tapi saya melihat banyak manfaatnya dibanding mudharatnya," ujarnya menegaskan.

Sementara kompetisi Liga 1 diberhentikan, Gede sebagai petinggi Persija Jakarta meminta agar pihak yang berwenang melakukan investigasi terhadap meninggalnya Haringga di GBLA. Bahkan Persija meminta kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk mengevalusi peraturan dalam pertandingan. Serta melakukan investigasi ke depan untuk mencari pola konstruktif mengenai bagaimana mengelola pertandingan, biarpun sudah ada tapi perlu diteliti dan ditegakkan kembali.

"Karena saya pikir seperti yang disampaikan ketum PSSI, semua aturan sudah ada cuma implementasinya eksekusinya konsisten atau tidak," kritik Gede.

Selanjutnya mengenai wacana hukuman sanksi pengurangan poin kepada Persib Bandung selaku tuan rumah, Gede enggan berkomentar. Sebab menurutnya persoalan hukuman atau sanksi merupakan domain regulator dalam hal ini PT LIB. Ia hanya sebagai obyek dan subjek di dalam pelaksanaan liga yang diselenggarakan oleh PT LIB. "Saya pikir tidak etis untuk memberikan saran," ujarnya.

Sebelumnya, PSSI memutuskan menghentikan kompetisi Liga 1 hingga batas waktu yang tidak ditentukan. PSSI pun sudah membentuk tim investigasi mandiri terkait tewasnya Haringga. Hasil investigasi tersebut akan menjadi acuan sikap PSSI untuk menjatuhkan sanksi terhadap klub yang perlu bertanggung jawab atas tewasnya Haringga. Exco PSSI pun merekomendasikan dua kategori sanksi dari yang paling ringan yakni berupa teguran keras dan finansial, serta saksi berat yakni pengurangan nilai klasemen hingga didiskualifikasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement