Kamis 27 Sep 2018 14:55 WIB

Pablo Machin, Momok Mengerikan Bagi Real Madrid

Entrenador berusia 43 tahun itu memang kerap jadi teror bagi the Vikingos.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Pablo Machin
Foto: EPA-EFE/ENRIC FONTCUBERTA
Pablo Machin

REPUBLIKA.CO.ID, SEVILLA -- Pelatih Sevilla Pablo Machin mengungkapkan satu-satunya penyesalan setelah melumat Real Madrid tiga gol tanpa balas adalah kemenangan tidak terjadi pada akhir pekan. Los Rojiblancos begitu perkasa ketika menjamu Madrid pada lanjutan La Liga Spanyol jornada enam di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Kamis (27/9).

Torehan impresif itu dipersembahkan lewat dua gol Andre Silva dan satu gol Wissam Ben Yedder. "Ini adalah malam spesial bagi orang Sevilla untuk dinikmati dan diingat. Sayang, kemenangan ini bukan di akhir pekan sehingga perayaan malam saat ini begitu singkat," ujar Pablo Machin dilansir laman resmi klub, Kamis (27/9).

Baca Juga

Secara teknis Sevilla bermain lebih baik dari tamunya. Tim asal Andalusia melakukan 13 percobaan dengan delapan tembakan mengarah tepat ke gawang kiper Thibaut Courtois. Sedangkan, Los Merengues mencatat tiga tembakan ke gawang Sevilla dengan satu gol Luka Modric yang dinyatakan offside oleh VAR.

Full-back Madrid Marcelo mengklaim bahwa lawannya pantas mendapat kemenangan setelah bermain lebih baik dari El Real. "Anda harus mengakui Sevilla lebih baik di babak pertama. Kami mendapat lebih banyak bola di interval kedua tetapi mereka sangat berbahaya di atas lapangan," ucap dia.

Lebih lanjut, pesepak bola asal Brasil itu menilai, Madrid tak perlu galau karena perjalanan untuk mendapatkan gelar La Liga Spanyol masih panjang. Los Blancos masih bisa membalas kekalahan ini di pertandingan-pertandingan berikutnya. "Kekalahan memang menyakitkan, tetapi kami harus bangkit untuk partai berikutnya. Saya mengalami cedera, tetapi kekalahan lebih menyakitkan."

Dalam pertandingan tersebut, Marcelo harus menepi lebih cepat lantaran mengalami cedera. Belum bisa dipastikan seberapa parah cederanya.

Selain selalu tampil buruk ketika mentas di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, faktor lain yang membuat Madrid kalah yakni sosok Pablo Machin. Entrenador berusia 43 tahun itu memang kerap jadi teror bagi the Vikingos.

Contohnya, saat masih menangani tim gurem Girona, Machin sukses mempersembahkan kemenangan pertama dari Madrid pada musim 2017 lalu. Kala itu, materi pemain kesebelasan asal Katalunya masih sangat pas-pasan. Pemain lain didatangkan secara bebas transfer maupun sebagai pemain pinjaman. Dengan segala keterbatasan itu, Machin mampu mencuri perhatian. Ia mampu membuat Girona jadi tim yang sulit untuk dikalahkan.

Kini Machin sudah berada di kesebelasan mumpuni, Sevilla, tim yang merupakan satu dari lima pesaing gelar La Liga Spanyol bersama Atletico Madrid, Barcelona, Villareal, dan Real Madrid. Dengan modal keuangan yang cukup dan materi pemain yang baik, Machin dapat menggebrak sepak bola Spanyol.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement