Kamis 27 Sep 2018 18:54 WIB

PSSI akan Segera Jatuhkan Sanksi Kasus Suporter Tewas

PSSI menyatakan Liga 1 bisa dilanjutkan pada awal Oktober nanti.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Endro Yuwanto
Djoko Driyono
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Djoko Driyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim investigasi mandiri di internal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan bekerja cepat mengurai insiden mematikan di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). PSSI menargetkan dalam pekan ini akan ada kesimpulan dan sikap tegas dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terkait tewasnya suporter Persija Jakarta saat tandang ke markas Persib Bandung, akhir pekan lalu.

Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono mengatakan, tim investigasi internal sudah bekerja sejak federasi menghentikan Liga 1 2018 pada Selasa (25/9). “Saya rasa kami (PSSI) membutuhkan hasil yang cepat dan tepat. Dan ini (investigasi) tidak lebih dari tiga sampai lima hari,” kata dia, Kamis (27/9).

Proses pencarian fakta melibatkan semua komite dan departemen dalam kepengurusan PSSI. Hasil investigasi, kata Joko, menjadi rekomendasi saat Komdis PSSI mengeluarkan sanksi. “Rekomendasinya pasti setelah investigasi tuntas. Tidak boleh memberikan rekomendasi yang prematur sebelum adanya fakta yang akurat,” jelas dia.

Sebelumnya, Komite Eksekutif (Exco) PSSI sebagai dewan internal federasi sudah mengeluarkan gambaran sanksi. Yakni berupa sanksi ringan berupa teguran dan denda. Atau hukuman berat berupa pengurangan nilai klasemen, larangan tanding tanpa penonton, sampai diskualifikasi kepesertaan di Liga 1.

Menurut Joko, hasil investigasi memungkinkan Komdis PSSI akan mengeluarkan sanksi dalam pekan ini. Menurut dia, setelah adanya sanksi dari badan pengadil di internal tersebut, PSSI akan kembali meminta operator kompetisi Liga Indonesia baru (LIB) melanjutkan kompetisi Liga 1. “Sepertinya setelah masalah ini selesai Liga 1 bisa kembali digelar pada pekan pertama di bulan Oktober mendatang,” ujar dia.

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi pada Selasa (25/9) menyampaikan, hasil investigasi sebetulnya tak cuma memberikan rekomendasi sanksi kepada klub-klub terkait tewasnya suporter. Hasil investigasi juga menjadi catatan bagi federasi dan LIB dalam melanjutkan gelaran Liga 1.

Kompetisi kasta utama nasional itu, kata Edy, sengaja diberhentikan sementara waktu, sebagai jeda mengevaluasi dan memperbaiki sistem pengamanan laga dan pencegahan kerusuhan antarsuporter. Selain itu, di masa penghentian tersebut, PSSI bersama LIB akan melakukan konsolidasi bersama klub-klub yang rentan tawuran untuk saling memperbaiki situasi.

Di internal Persija, Sekertaris Jenderal (Sekjen) Jakmania Diky Soemarsono mengatakan, kelompoknya menunggu hasil investigasi PSSI dan keputusan Komdis PSSI terkait tewasnya rekan suporter. “Kami meminta hukuman dan sanksi terkait ini bisa seadil-adilnya,” kata dia.

Diky mengatakan, keadilan yang Jakmania tuntut sebetulnya bukan cuma untuk Persija. Melainkan, kata dia, agar Komdis PSSI dapat memberikan sanksi yang berdampak dalam pemberian jaminan keamanan bagi seluruh suporter yang ada di Indonesia.

Akan tetapi, paling penting saat ini, kata Diky, memastikan tak adanya aksi balasan. Jakmania, kata dia, tak menjadikan upaya babak baru rekonsiliasi atau aksi kesepakatan dalam nota perdamaian sebagai prioritas. Karena upaya tersebut tak pernah mempan mencegah bentrok antarsuporter. Terutama di perbatasan antara DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Diky menerangkan, Jakmania lebih memilih memperkuat interaksi sesama Jakmania agar tetap saling menerima suporter dari tim manapun. “Dengan begitu, damai itu akan berjalan dengan sendirinya tanpa harus membuat seperti rekonsiliasi, nota damai, dan lain-lain. Karena damai yang dipaksakan itu juga tidak bagus,” kata dia menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement