Jumat 28 Sep 2018 13:40 WIB

Intip Kesiapan Joan Mir, Pembalap Termuda MotoGP Musim Depan

Juara dunia Moto3 2017 itu akan gabung di kelas utama bersama Suzuki musim depan.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Endro Yuwanto
Joan Mir
Foto: EPA-EFE/TRACEY NEARMY AUSTRALIA AND NEW ZEALAND OUT
Joan Mir

REPUBLIKA.CO.ID, ARAGON -- Pembalap Moto2 dari Estrella Galicia Kalex, Joan Mir (21 tahun) merayakan balapan ke-50 di Aragon sejak debut di kelas Moto3 di Philip Island. Juara dunia Moto3 2017 itu akan bergabung di kelas utama bersama Suzuki Ecstar musim depan.

Secara keseluruhan, pembalap muda Spanyol ini 19 kali naik podium dan 16 di antaranya di kelas Moto3 dan tiga podium di kelas Moto2. Hasil terbaiknya adalah podium kedua di GP Jerman.

ROLers, berikut wawancara bersama pembalap termuda MotoGP 2019 ini dengan jurnalis Speedweek, Thomas Baujard. Mir menceritakan kesiapannya melaju ke balapan primer tahun depan.

T: Saat ini banyak pembalap mengisi waktu dengan latihan Supermoto. Apa yang Anda lakukan?

J: Sekarang saya tak berlatih Supermoto lagi. Motornya tidak sama dengan motor yang saya kendarai sekarang. Anda perlu mengendalikan kekuatan fisik, tidak lagi kontrol traksi. Anda mengendalikan penuh motor. Di Supermoto, Anda harus memacu kecepatan melewati batas. Dulu saya sangat menyukainya.

T: Anda memulai Moto2 dengan finis keempat di Austin. Di sana Anda menyalip 20 pembalap dalam 18 putaran. Tiga podium dan podium kedua di Jerman. Namun demikian, Anda belum pernah merayakan podium pertama. Apakah Anda sedikit frustasi karena di masa lalu 10 kali merayakan kemenangan di tempat pertama?

J: Ya, sedikit. Musim ini sebetulnya sangat bagus. Setelah Sachsenring, saya merasa semakin kuat. Namun, ini masih baru bagi saya, sehingga membuat kemenangan sedikit sulit. Sering kali kendalanya juga di motor, bukan di saya atau tim. Saya juga butuh waktu untuk terbiasa mengendarai motor berbeda di trek berbeda. Selain itu, gaya mengemudi dan tim semuanya juga baru bagi saya. Kami masih harus memperbaiki itu. Di Silverstone saya berusaha keras. Austria adalah akhir pekan sulit bagi saya. Saya bermasalah banyak dengan motor. Meski demikian, kemenangan hampir nyata. Di Misano, saya merasa semakin kuat.

T: Itu berarti Anda perlu lebih efisien, terutama saat tangki penuh dan ban baru?

J: Ya, itu tidak mudah.

T: Apakah penandatanganan kontrak dengan Suzuki yang terbilang cepat untuk MotoGP 2019 memuaskan Anda?

J: Tentu saja, saya akan mengendarai motor pabrikan, Suzuki. Jadi, saya harus menunjukkan apa yang bisa saya lakukan. Memang benar, kami melakukannya cukup baik, namun saya harus berjuang untuk menang untuk diri sendiri. Saya bukan tipe orang yang mengatakan, oke saya sudah teken kontrak di MotoGP dengan Suzuki tahun depan sehingga sekarang saya tak perlu berusaha menang lagi. Saya tidak seperti itu. Saya selalu memberi 100 persen. Selain itu, orang-orang juga akan menyebut saya tidak profesional.

T: Pertama kali saya melihat Anda di Moto3 begitu bersemangat. Setahun kemudian setelah naik kelas Anda hanya di posisi kelima klasemen kejuaraan. Apakah Anda masih ingin menarget tempat ketiga musim ini?

J: Ya

T: Kelas Moto2 tidak mudah. Belum ada pembalap Moto3 yang bisa menjadi master di tahun pertama di Moto2. Jadi, apa pelajaran yang Anda petik sepanjang ini?

J: Sangat banyak. Moto2 memberi saya banyak hal. Pertama, menjadi cepat sejak momen pertama, kemudian bagaimana cara mengendarai motor besar. Saya pikir Moto2 menjadi langkah penting menuju seri MotoGP. Ini adalah sekolah terbaik. Menjadi cepat dengan Moto2 sebenarnya mudah. Sulitnya adalah membuat perbedaan, dan itulah mengapa tak ada pembalap Moto3 yang menjadi pemenang di tahun pertama naik kelas ke Moto2.

T: Anda masih sangat muda, 21 tahun. Apakah Anda siap untuk MotoGP?

J: Ya, tentu saja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement