REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pemerintah Turki masih belum memberikan komentar terkait kegagalan meyakinkan Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk menjadi penyelenggara Piala Eropa 2014. Tapi media-media Negeri Ottoman itu mengecam UEFA karena menganggap telah melecehkan pemimpin negara Turki.
Seperti Harian Yeni Safak, mereka menganggap UEFA sengaja mempermalukan sang Presiden Recep Tayip Erdogan di hari pengumuman tuan rumah Piala Eropa 2024 di Nyon, Swiss. UEFA memberikan mandat kepada Jerman di saat Erdogan sedang berada di Negeri Panzer bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel untuk memperbaiki hubungan kedua negara.
Jerman dan Turki memang agak sedikit tegang beberapa bulan belakangan terutama soal ketidaksepahaman tentang isu HAM dan politik internasional. "UEFA seperti sengaja memberikan status tuan rumah Piala Eropa kepada Jerman saat presiden kami ke sana. Padahal misi Erdogan baik untuk memperbaiki hubungan yang sempat retak," tulis Yeni Safak.
Turki kecewa karena merasa sudah saatnya menjadi tuan rumah yang mensukseskan acara olahraga besar di dunia. Kekecewaan jadi tuan rumah Piala Eropa 2024 ini melanjutkan kekecewaan saat gagal jadi tuan rumah Olimpiade 2020. Saat itu di pemilihan pada 2013, Turki kalah oleh Jepang. Kini Turki menargetkan ajang Olimpiade musim dingin 2026 di Kota Erzurum.