Senin 01 Oct 2018 11:23 WIB

Madrid Beri Penghormatan Aktivis Palestina yang Disel Israel

Gadis yang dibebaskan pada akhir Juli itu jadi simbol perlawanan rakyat Palestina.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Ahed Tamimi
Foto: EPA/Alaa Badarneh
Ahed Tamimi

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Aktivis Palestina, Ahed Tamimi, yang dipenjara tahun lalu, diberikan penghargaan oleh klub raksasa Spanyol Real Madrid, setelah dia dibebaskan dari penjara Israel. Gadis berusia 17 tahun itu dipenjara pada Desember 2017 setelah videonya yang menampar dan memukul dua tentara Israel di luar rumahnya, di Desa Nabi Salah, menjadi viral.

Tamimi dan ayahnya, Basim Tamimi, dijamu di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol. Keduanya disambut oleh mantan striker Los Blancos Emilio Butragueno dan diberikan jersey El Real dengan nama Ahed.

Tamimi memang sedang berada di Eropa untuk menghadiri beberapa kegiatan politik. Gadis yang dibebaskan dari penjara pada akhir Juli lalu itu, menjadi simbol perlawanan bagi orang Palestina terhadap penjajahan Israel. Kasusnya kemudian menjadi perhatian global karena masalah penahanan anak Palestina oleh tentara Israel.

Penulis Palestina Ramzy Aroud mengatakan, Tamimi adalah ikon pemberontakan generasi muda dari Palestina. ''Setelah menghabiskan delapan bulan di penjara karena melawan penjajahan tentara Israel di halaman belakang rumahnya, Ahed (Tamimi) bahkan muncul lebih kuat dan tekad yang kuat untuk menyampaikan luka dan perjuangan rakyatnya ke dunia,'' tulis Ramzy dikutip dari Aljazeera, Senin (1/10).

Namun, juru bicara Menteri Luar Negeri Israel Emmanuel Nahson mengecam tindakan Real Madrid tersebut. Bahkan ia menyebut keputusan El Real sebagai hal yang memalukan. ''Real Madrid menjamu teroris yang menyebarkan kebencian dan kekerasan. Apa nilai-nilai yang dimiliki oleh sepak bola?'' ucap Nahson.

Duta Besar Israel untuk Spanyol Daniel Kutner juga mengkritik tindakan klub asal ibu kota tersebut. Ia menilai, penghormatan terhadap Tamimi secara tidak langsung mendorong penyerangan.

Karena bagi Kutner, Tamimi tidak berjuang untuk perdamaian, melainkan mempertahankan kekerasan dan teror. ''Institusi yang menerima dan menyambutnya secara tidak langsung mendukung agresi dan tidak berdialog dan memahami apa yang kami butuhnya. Hari ini, saya tidak ingin pergi ke (Santiago) Bernabeu,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement