REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 11 atlet harus menerima kenyataan gagal tampil di Asian Para Games 2018. Dua diantaranya adalah atlet tuan rumah Indonesia. Keduanya tidak lolos dalam sesi klasifikasi yang digelar 2-5 Oktober 2018.
Sebelas atlet yang tidak lolos itu berasal dari cabang olahraga (cabor) tenis meja dua atlet, voli duduk satu, renang satu, renang tuna netra satu, atletik dua, goalball dua, dan judo tiga.
Asian Para Games 2018 menjadi yang terbesar dengan diikuti 43 negara, melombakan 18 cabor dan 512 nomor pertandingan. Total para atlet yang mendaftar sebanyak 2.762 orang
Direktur Klasifikasi Inapgoc Christopher kepada media, Jumat (5/10) menjelaskan, dari jumlah 2.762 para atlet terdaftar yang ikut klasifikasi sebanyak 886 atau hanya 30 persen. Tidak semua ikut proses klasifikasi. "Dari cabang tenis kursi roda tidak diklasifikasi lagi. Karena mereka sudah ada peringkat international, jadi hanya mendaftar saja. Untuk 17 cabor lainnya ada klasifikasi," ujar dia.
Christopher menambahkan, ada pula atlet yang sudah memiliki konfirm (pernah ikut Paralimpiade) sehingga sudah tidak ikut klasifikasi lagi karena sudah diakui dunia internasional. Sehingga, yang benar-benar diproses klasifikasi adalah para atlet baru. "Kami didukung oleh 91 tenaga klasifier internasional dari Asia 50 persen sisanya dari berbagai negara di Amerika maupun Eropa. Kami menggunakan 42 ruangan " jelasnya.
Selain 11 atlet yang gagal bertanding, ada 100-an atlet yang berpindah kelas. Menurut Christopher perubahan klasifikasi ini bisa karena faktor pengobatan para atlet maupun karena faktor latihan.
Hasil klasifikasi ini juga masih bisa berubah. Namun, lanjut Christopher, jumlahnya tidak banyak. Proses klasifikasi masih berlangsung hingga sore hari ini. Sehingga masih memungkinkan ada atlet yang tidak lolos lagi.