Senin 08 Oct 2018 03:17 WIB

Suporter Berulah, Dirut Arema FC Minta Klubnya Dihukum

Suporter Arema melakukan aksi tak terpuji usai laga kontra Persebaya

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Hazliansyah
Pesepakbola Persebaya Surabaya, Alfonsius Kelvan (tengah) bersitegang dengan oknum suporter Arema FC (Aremania) yang memasuki lapangan saat istirahat babak pertama dalam pertandingan Liga I GOJEK antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/10)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Pesepakbola Persebaya Surabaya, Alfonsius Kelvan (tengah) bersitegang dengan oknum suporter Arema FC (Aremania) yang memasuki lapangan saat istirahat babak pertama dalam pertandingan Liga I GOJEK antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/10)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Arema FC Iwan Budianto meminta klubnya dihukum. Permintaan itu sebagai sikap tegas manajemen atas aksi para suporter Singo Edan yang melakukan aksi tak terpuji usai laga menjamu Persebaya Surabaya pada pekan ke-24, Sabtu (6/10) di stadion Kanjuruhan, Malang.

Iwan yang juga sebagai kepala staf ketua umum (Kastaftum) Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI), mengaku malu dengan aksi para suporternya itu. Kata dia, sebagai bentuk pertanggungjawaban sebagai petinggi Arema, sekaligus sebagai pejabat teras federasi, ia meminta Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menghukum klubnya itu.

"Bahwa apa yang telah dilakukan (suporter) jelas melanggar regulasi. Maka harus ada konsekuensinya (hukumannya)," kata Iwan dalam pernyataan sikapnya yang disampaikan kepada wartawan, di Jakarta, Ahad (7/10).

Ia mengatakan, manajemen akan menerima bentuk hukuman apapun yang Komdis PSSI berikan. "Saya sudah meminta kepada yudisial (Komdis) PSSI untuk segera menyidangkan kasus Arema ini," ujar dia.

Sebagai pemimpin utama di Arema, Iwan menegaskan tak akan mengajukan banding atas hukuman terhadao klubnya itu. Menurut dia, Arema bisa terancam dengan hukuman laga tanpa penonton, bahkan laga usiran. "Sebagai kesatria, Arema harus berbesar hati menerima apapun bentuk hukuman yang diberikan," sambung Iwan.

Pernyataan Iwan ini sebetulnya reaksi dari kekecewaannya terhadap suporter Arema saat menjamu Persebaya. Laga pada Ahad (6/10), berakhir dengan skor 1-0. Meski menang, para suporter tuan rumah tampak terekam kamera melakukan perbuatan tak terpuji. Yaitu berupa aksi masuk ke lapangan usai laga, bahkan nekat menyanyikan slogan-slogan permusuhan terhadap para pemain Persebaya.

Selama ini Arema dan Persebaya memang kerap berseteru di tingkat suporter. Padahal, para pemain pada laga tersebut sudah menunjukkan sikap suportif dan tak menunjukkan aksi-aksi permusuhan.

Para suporter bahkan nekat melakukan aksi menantang para penggawa Bajul Ijo saat hendak masuk ke ruang ganti pemain. Lebih nekat lagi aksi para suporter yang melempari pemain Persebaya dengan botol dan benda-benda dari tribun penonton.

Ironis aksi para suporter Singo Edan. Sebab laga tersebut mendapat pengawasan ketat dari para anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang hadir langsung ke stadion. Bahkan Iwan bersama Sekertaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria menonton laga tersebut.

Pengawasan laga tersebut dilakukan lantaran komitmen PSSI untuk mengikis aksi brutalisme para suporter tim-tim di Indonesia, pasca-tewasnya Haringga Sirila di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pekan lalu.

Mengingat kejadian di Kanjuruhan, pada Ahad (6/10) bukan kali pertama, besar peluang Komdis PSSI akan menghukum berat Arema. Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono dalam pernyataan resminya, menegaskan Komdis PSSI memastikan akan memberikan hukuman yang setimpal bagi Arema atas insiden kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement