REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medali emas sudah di depan mata. Sebuah smash keras yang dilakukan Ana pada posisi 13-12 di gim keempat, di luar dugaan mampu dikembalikan Ng Mui. Pengembalian Mui tak bisa diantisipasi sehingga kedudukan menjadi sama 13-13. Akhirnya justru lawan yang menyudahi gim ini dengan 15-13 dan memaksakan gim kelima.
Pada gim lima final tunggal putri kategori TT11, yang digelar Senin (8/10) di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Ana Widyasari harus mengakui keunggulan lawan dengan lima gim 7-11, 11-9, 11-8, 13-15, dan 5-11. Ana pun harus puas dengan medali perak.
Sebelum pengembalian tak terduga yang dilakukan Mui. Ana unggulan pertama yang juga peringkat empat dunia, di gim keempat sudah meraih empat kali match point. Yakni pada posisi 10-9, 11-10, 12-11, dan 13-12. Namun walau hanya butuh satu angka untuk memastikan emas, ia selalu kandas.
Akibat kegagalan menyudahi permainan di gim keempat, Ana yang biasanya selalu menang lawan pemain asal Hong Kong berperingkat 12 dunia ini goyah di gim penentuan.
Setelah membuka angka 1-0 di gim lima, Ana kemudian tertinggal 1-4, 2-8. Ana sempat mendekati 4-8, namun hanya menambah satu angka dan akhirnya menyerah 5-10. Hasil ini membuat Ana harus puas dengan medali perak di ajang Asian Para Games 2018.
Ana mengawali pertandingan dengan kurang baik. Gim pertama kalah 11-7. Gim kedua walau sudah tertinggal 4-8 Ana membalikkan keadaan 9-8. Akhirnya menang 11-9. Gim ketiga Ana makin percaya diri dan menang 11-8. Namun di dua gim terakhir Ana harus menyerah.
Galih Mowo Perbowo, pelatih yang menangani Ana, usai pertandingan ketika ditemui Republika.co.id menyatakan, pada pertandingan kali ini Ana kurang berani membuka serangan. "Biasanya Ana selalu menang jika lawan Mui. Tapi hari ini Ana mainnya takut. Lebih banyak menunggu lawan mati sendiri. Padahal Ana punya serangan yang baik. Lawan sepertinya sudah siap dengan permainan Ana."
Menurut Galih, saat match point kalau Ana lebih berani hasilnya akan berbeda. "Sayang tadi Ana kurang berani, dan menunggu lawan mati sendiri."
Hingga hari ini, cabang olahraga tenis meja belum berhasil menyumbangkan medali emas. Selain Ana yang meraih perak, medali perunggu diraih Astan Adyos, Dwi Hajiyanto, dan Yusuf Ahmad. Para atlet Indonesia itu kalah di babak semifinal.