Selasa 09 Oct 2018 16:45 WIB

Menpora Minta Federasi Judo Internasional Lenturkan Regulasi

Imam berharap nantinya akan ada jilbab khusus bagi para judoka Muslimah Indonesia.

Menpora Imam Nahrawi (kiri) bersama atlet Judo Indonesia Miftahul Jannah (tengah) dan pelatih Judo Ahmad Bahar (kanan) memberi keterangan pers mengenai didiskualifikasinya Miftahul Jannah pada pertandingan kelas 52 kg Blind Judo Asian Para Games 2018 di GBK Arena, Jakarta, Selasa (9/10).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menpora Imam Nahrawi (kiri) bersama atlet Judo Indonesia Miftahul Jannah (tengah) dan pelatih Judo Ahmad Bahar (kanan) memberi keterangan pers mengenai didiskualifikasinya Miftahul Jannah pada pertandingan kelas 52 kg Blind Judo Asian Para Games 2018 di GBK Arena, Jakarta, Selasa (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta Federasi Judo Internasional mengubah regulasi menjadi lebih lentur (fleksibel). Terutama, mengenai aturan larangan penggunaan tutup kepala bagi para atlet agar atlet yang mengenakan jilbab bisa mengikuti pertandingan.

Pernyataan itu disampaikan setelah atlet judo putri Indonesia Miftahul Jannah terdiskualifikasi dari pertandingan judo tuna netra Asian Para Games 2018 yang berlangsung di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10). Miftah enggan mengikuti aturan pertandingan, yaitu melepas jilbab.

"Ke depan juga kami minta pada Federasi Judo Internasional untuk membuat regulasi yang lebih lentur. Katakanlah bagaimana jilbab yang memungkinkan untuk tidak membuat bahaya atau cedera pada atlet harus didesain ulang," ujar Imam, Selasa (9/10).

Imam berharap nantinya akan ada jilbab khusus bagi para judoka Muslimah Indonesia yang bisa digunakan saat bertanding. Jilbab khusus itu harus dibuat senyaman dan seaman mungkin agar para atlet bisa bertanding tanpa khawatir mengalami cedera atau hal-hal yang membahayakan. "Saya kira judo juga harus diberi terobosan, misalnya dari desainer-desainer terbaik sehingga peristiwa ini tidak terulang di kemudian hari," jelasnya.

Imam mengatakan, perubahan regulasi semacam ini bukanlah hal baru yang dilakukan oleh federasi olahraga internasional. Beberapa cabang olahraga telah menerapkan peraturan yang memperbolehkan atlet untuk mengenakan hijab saat bertanding. "Atlet di cabang olahraga lain sudah lama melakukan itu. Renang sudah ada yang bisa menutup (jilbab khusus), taekwondo juga begitu, pencak silat, karate, wushu, dan lain sebagainya," ujarnya.

Menteri yang juga politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berjanji akan terus mengawal usulan dari pemerintah agar judoka-judoka Muslimah Tanah Air bisa bertanding tanpa harus membuka aurat. "Saya mengawal supaya ke depan regulasi judo diubah untuk memberi ruang yang lebih fleksibel bagi atlet Muslimah, tentu dengan standar hijab yang bisa dipakai oleh judoka Muslimah," katanya menegaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement