Rabu 10 Oct 2018 07:30 WIB

Giliran Louis Saha Mendukung Mourinho

Saha mengecam Paul Pogba karena berbicara dan membuat Mourinho menjadi sasaran kritik

Louis Saha.
Foto: Reuters
Louis Saha.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan striker Manchester United (MU) Louis Saha mengecam Paul Pogba karena berbicara dan membuat Jose Mourinho menjadi sasaran kritikan. Ia percaya, komentar Porba yang mengatakan tentang "menyerang, menyerang, menyerang" baru-baru ini membuat situasi di internal tim menjadi kurang nyaman.

Setelah United ditahan imbang 1-1 di kandang oleh Wolverhampton Wanderers di Liga Primer Inggris bulan lalu, Pogba mengatakan Iblis Merah harus lebih banyak menyerang di Old Trafford. Menurut kompatriotnya, Saha, pemain berusia 25 tahun itu harus menjaga pikirannya tetap berada dalam ruang privat.

"Saya pikir dia (Pogba) telah melakukannya dengan sengaja, dan saya tidak berpikir itu benar," kata pemain yang memperkuat MU pada 2004 hingga 2008, kepada Reuters, Selasa (9/10).

Ia menegaskan, itu merupakan komunikasi yang salah dan memberi tekanan pada manajer. Pembicaraan seperti itu, kata Saha, harusnya dilakukan di ruan ganti antara pemain dan pelatih.

"Anda tahu bahwa orang akan bertanya tentang hal itu, jadi jangan lakukan. Ini adalah pendapat saya dan saya akan mengatakan itu kepadanya, saya akan mengatakan 'Tidak, itu bukan sesuatu untuk dikatakan karena Anda bukan manajer'," ujar pria 40 tahun ini.

Saha berbicara kepada Reuters di Stadion Emirates di sela-sela peluncuran Asosiasi Program Pengembangan Sepak Bola Global, sebuah perusahaan sosial yang didirikan oleh mantan wakil presiden FIFA Pangeran Ali Bin Al Hussein dari Yordania.

Ketika ditanya apakah Pogba seharusnya berbicara dengan aksinya lapangan, Saha menjawab, "Tepat. Anda harus seperti 'Saya harus skor, skor, skor. Saya harus oper, oper, oper'. Jadi, saya tidak berpikir itu pantas dan saya pikir (sekarang) dia mengerti itu pasti. Apapun situasinya, mereka harus menyelesaikannya karena itu tidak baik untuk klub dan untuk diri mereka sendiri."

sumber : REUTERS
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement