Jumat 12 Oct 2018 22:07 WIB

Usai Asian Para Games 2018, Kemenpora akan Buka SKO Difabel

Sebelum akhir tahun ini, SKO penyandang disabilitas akan diresmikan.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Menpora Imam Nahrawi (tengah) bersama sejumlah atlet penyandang disabilitas di Solo, Ahad (24/9).
Foto: REPUBLIKA/Andrian Saputra
Menpora Imam Nahrawi (tengah) bersama sejumlah atlet penyandang disabilitas di Solo, Ahad (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kesuksesan Asian Para Games 2018 berimbas kepada perhatian yang lebih terhadap atlet penyandang disabilitas Indonesia. Untuk lebih memasyarakatkan dan juga meningkatkan prestasi para atlet, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) rencananya akan meresmikan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) atlet disabilitas usai perhelatan Asian Para Games 2018.

“Sejarah baru akan terwujud, di mana untuk pertama kalinya Indonesia akan memiliki SKO para atlet penyandang disabilitas. Lokasi SKO berada di Solo, Jawa Tengah. Selama ini, Solo memang pusatnya olahraga difabel,” ujar Menpora Imam Nahrawi kepada media di GBK Arena Jakarta, Jumat (12/10).

Menpora menyatakan, sebelum akhir tahun ini, SKO penyandang disabilitas akan diresmikan. Diharapkan dengan adanya SKO atlet disabilitas ini, prestasi Indonesia pada ajang olahrag difabel semakin meningkat.

Menpora menjelaskan, dengan Asian Para Games 2018 ini, kita sudah sangat menghormati dan menghargai perjuangan atlet disabilitas sama dengan atlet lain. “Tentu mereka juga punya keistimewaan karena kemandirian mereka, cita-cita mereka dan semangat juang di atas kekurangan mereka,” kata Menpora.

Namun dari semua itu, lanjut,  Menpora yang paling membanggakan adalah kekurangan bukan penghalang untuk melahirkan prestasi dan meberikan kewibawaan bagi negara. Ia berharap ke depan, semua akses, fasilitas kepada para penyandang disabilitas harus dibuka seluas-luasnya.

“Tidak hanya infrastruktur, di tempat-tempat mana pun kita harus berikan akses yang sama kepada teman-teman penyandang disabilitas. Momentum ini menjadi evaluasi bagi kita, pemerintah, swasta dan semua kita, apa yang kurang, ayo kita benahi,” kata dia.

Bahkan lanjut Menpora, tidak hanya soal infrastruktur melainkan juga karier di dunia kerja, termasuk pemerintahan. “Meskipun mereka terbatas, mereka juga harus pantas suatu saat bercita-cita menjadi deputi, menjadi menteri, menjadi apa saja,” kata Menpora. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement