REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata menggelar "Pacuan Kuda Crossborder" yang akan digelar di Arena Pacuan Kuda Kilometer 9, Desa Niola, Kota Kefamenanu, Timor Tengah Utara, NTT.
Selain sebagai salah satu olahraga favorit masyarakat, kegiatan yang akan berlangsung pada 18 hingga 21 Oktober mendatang ini juga untuk meningkatkan potensi pariwisata perbatasan (cross border tourism) di NTT.
Kabid Industri, Pemasaran dan Kelembagaan Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten TTU, Jose Afat, mengatakan, selain motor rally, pacuan kuda adalah salah satu favorit masyarakat di wilayah ini.
"Sehingga antusiasme masyarakat terhadap lomba ini selalu besar," ujar Jose Afat dalam pernyataan tertulis.
Nantinya para joki akan turun dalam 10 kelas yang terbagi dalam dua kategori. Yakni nasional dan lokal. Kelas yang dipertandingan mulai dari Kelas A super sebanyak tujuh kategori dan kelas lokal sebanyak tiga kategori
Ditargetkan, lebih dari 200 peserta dari Kupang, Kefamenanu, Attambua, Sumba, Rote dan negara tetangga Timor Leste ikut beradu cepat dalam lomba ini.
"Pendaftaran masih berlangsung, kita targetkan 200 peserta. yang menggembirakan, saat ini dari negara tetangga Timor Leste sudah siap mengirimkan kuda dan joki terbaiknya, tercatat dua distrik yang telah mendaftar, Distrik Oecussi Ambeno dan Cova Lima," lanjutnya
Pemilihan arena pacuan kuda Kilometer 9 Kota Kefamenanu juga tidak lepas dari lokasi strategis yang mudah untuk dicapai.
"Fasilitas di kota juga cukup mendukung sehingga memudahkan para pemilik dan joki dan tentunya para wisatawan bisa datang mudah mengakses kebutuhannya sehingga betah untuk tinggal lebih lama di TTU," ujar dia.
Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Sau Fernandes mengatakan sektor pariwisata menjadi salah satu andalan dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat. Ajang pacuan kuda yang menggabungkan unsur olahraga dan pariwisata dinilai sebagai salah satu produk yang tepat untuk dikembangkan di Timor Tengah Utara.
"Selain sebagai hiburan untuk rakyat di Timor Tengah Utara, melalui even ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi tercapainya target kunjungan wisatawan baik nusantara maupun wisatawan mancanegara," ucap Raymundus.
Sebelumnya Menteri Pariwisata menjadikan provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu kekuatan wisata perbatasan setelah Kepulauan Riau. Sehingga diperlukan banyak atraksi yang dapat menarik minat wisatawan berkunjung.