Sabtu 27 Oct 2018 22:38 WIB

Jangan Terbuai, Tetap Fokus Garuda Nusantara!

Catatan Jepang terlihat lebih mentereng dibandingkan kubu tuan rumah.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Tim  Nasional Sepakbola Indonesia U-19 menyanyikan Indonesia Raya sebelum  melawan Taiwan dalam pertandingan grup a Piala AFC U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (18/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Tim Nasional Sepakbola Indonesia U-19 menyanyikan Indonesia Raya sebelum melawan Taiwan dalam pertandingan grup a Piala AFC U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (18/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim nasional (timnas) Indonesia U-19 mengukir sejarah pertamanya pada Piala Asia Junior 1978 atau 40 tahun silam. Walau gagal ke semifinal, Indonesia saat itu tetap mendapat jalan ke Piala Dunia U-20 1979 dengan adanya sejumlah peserta yang mundur.

Harapan untuk mengulang sejarah tersebut kembali muncul usai Indonesia menang 1-0 atas Uni Emirat Arab di laga pamungkap fase grup. Namun, Indonesia sebaiknya jangan sampai terbuai oleh harapan 40 tahun silam tersebut.

Baca Juga

Skuat Garuda Nusantara harus tetap fokus untuk menghadapi lawan yang levelnya lebih tinggi. Betapa tidak, catatan Jepang terlihat lebih mentereng dibandingkan  kubu tuan rumah. Jepang lebih unggul dalam hal produktivitas gol dan solid saat bertahan.

Di Grup B, Jepang mendominasi Thailand, Korea Utara, dan Irak dengan menumbangkan semua lawan-lawannya itu. Alhasil, skuat asuhan Masanaga Kageyama tersebut telah mencetak 13 gol dan hanya kebobolan 3 gol.

Bandingkan dengan Indonesia. Anak asuh Indra Sjafri tersebut memang cukup produktif dengan menorehkan 9 gol. Namun sayang, sisi pertahanan menjadi lubang besar. Tim Merah Putih telah kebobolan 7 gol, dari dua kemenangan dan satu kekalahan.

Pertemuan terakhir keduanya itu pun juga lebih berpihak pada Jepang. Pada Maret 2018 dalam laga uji coba, Indra Sjafri harus puas melihat anak asuhnya yang kala itu dipoles Bima Sakti dikalah 1-4.

Catatan paling menyedihkan ketika pada 2009, Indonesia menjadi tuan rumah Grup F bersama Jepang, Australia, Hong Kong, Singapura, dan Cina Taipei. Saat itu, Indonesia dibantai 7 gol tanpa balas di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung.

Oleh karena itu, Egy Maulana Vikri dkk jangan sampai terbuai oleh puji-pujian publik hanya karena telah lolos fase grup. Jangan sampai seperti Inggris di Piala Dunia 2018, yang baru lolos ke semifinal namun sudah merasa layaknya juara. Saat itu publik Inggris langsung mengelu-elukan tim nasionalnya, sampai jargon "Footbal is Coming Home" bergema se-antero Negeri Ratu Elizabeth tersebut. Tapi pada akhirnya Inggris kalah oleh Kroasia dan bahkan tak mampu merebut posisi ketiga setelah dikalahkan oleh Belgia.

Oleh karena itu, fokus pada permainan sendiri menjadi faktor paling dalam mewujudkan mimpi tersebut. Namun, Indra tidak ingin anak asuhnya merasa inferior terhadap lawan. Apalagi, kata dia, pertandingan perempat final Piala Asia U-19 ini merupakan yang pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir bagi Indonesia.

''Setiap hari saya mengajak anak-abak untuk memunculkan sikap optimistis, jangan terpaku pada kegagalan masa lalu. Sekarang harus optimistis, harus berjuang,'' ujar Indra, Sabtu (27/10).

Indra menekankan, soal hasil tidak ada yang bisa memprediksi. Namun, ia meyakinkan publik bahwa pertandingan Ahad (28/10) nanti para pemainnya akan semangat karena bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. ''Jadi yang berjuang bukan kami saja,'' jelasnya.

Indra mengaku, bermain di fase grup yang banyak drama dan perjuangan, membuat timnya jauh lebih baik untuk pertandingan besok. Keluar dari Grup A, banyak pelajaran yang Egy Maulana Vikri dkk dapatkan. Menurutnya, banyak drama dalam fase yang membuat pemain semakin matang. ''Mereka sudah siap menghadapi pertandingan lawan Jepang besok malam. Besok pertandingan sangat menarik untuk kami. Dalam 90 menit kami akan wujudkan cita-cita bangsa bisa lolos ke Piala Dunia U-20.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement