Senin 29 Oct 2018 12:22 WIB

Berpulangnya Sang Sutradara Dongeng Cinderella Leicester

Leicester City secara resmi mengonfirmasi tewasnya Presiden Vichai Srivaddhanaprabha.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Israr Itah
Pemilik klub sepak bola Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha
Foto: EPA-EFE/TIM KEETON
Pemilik klub sepak bola Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha

REPUBLIKA.CO.ID, LEICESTER -- Awan gelap menyelimuti Stadion King Power, Leicester, Ahad (28/10). Pihak Leicester City secara resmi mengonfirmasi tewasnya Presiden Vichai Srivaddhanaprabha dalam kecelakan tunggal helikopter setelah menyaksikan pertandingan the Foxes versus West Ham United akhir pekan kemarin.

Tak dapat dimungkiri Vichai adalah sosok di balik kesuksesan Leicester mengangkat trofi Liga Primer Inggris pada musim 2015/2016 silam. Sebelumnya, konglomerat asal Thailand resmi membeli the Foxes seharga 39 juta pounds pada 2010.

Baca Juga

Dikutip CNN, Senin (29/10) Vichai yang tewas pada usia 60 tahun merupakan miliader yang menempati urutan ke-338 versi Forbes, dengan kekayaan 4,9 miliar dolar AS (setara Rp 74,56 triliun).

Ia membangun kawasan duty-free King Power Duty di Bandara Suvarnabumi, Bangkok, dan mencatatkan kisah olahraga paling luar biasa dalam lima tahun terakhir. Selain menjadi pemilik Leicester, Vichai juga mendirikan Asosiasi Polo Thailand pada 1998, dan merupakan pemilik VR Polo di Bangkok, serta klub sepak bola asal Belgia, OH Leuven.

Bagi pendukung Leicester, Vichai merupakan orang yang memungkinkan mereka bermimpi, berdiri di puncak kesuksesan, dan memberikan harapan kepada setiap klub lain bahwa segala sesuatu yang hebat mungkin terjadi. Ia membangun the Foxes dari klub entah berantah dan mencatatkan kisah bak dongeng Cinderella dengan berhasil merebut titel juara liga pertama dalam sejarah klub. 

Vichai dicintai tak hanya fan Leicester City, melainkan juga seluruh warga kota. Ia sosok tertutup kepada awak media, tapi hangat kepada fan dan warga Leicester. Ia tak segan menyapa, membelikan minuman, sarapan, dan membagikan syal kepada pendukung the Foxes yang menonton laga tandang. 

"Ketika Leicester City berada di bawah Liga Primer, tuan Vichai mengatakan mereka tak memiliki cukup pahala. Tetapi, ia melakukan proses itu sedikit demi sedikit dan menebar kebaikan, dan kini ia telah menjadi sukses," ucap biksu Phra Prommangkalachan yang pernah berkunjung ke Stadion King Power bersama Vichai.

Investasi ayah empat anak di dunia si kulit bundar memang tak langsung berbuah hasil. Perlahan namun pasti Si Rubah mengalami peningkatkan dengan menembus Liga Primer Inggris setelah menjuarai Divisi Championship.

Vichai kemudian mengatakan bahwa ia ingin finis posisi lima besar di Liga Primer Inggris dalam waktu tiga tahun. Ia bersedia untuk menghabiskan 180 juta pound untuk sampai ke tujuan tersebut.

Hanya berbekal pemain antah berantah dan pelatih senior spesialis runner-up, Claudio Ranieri, Leicester mampu merusak impian para pendukung tim papan atas. Leicester menjadi juara pada akhir musim 2015/2016.

"Saya datang ke industri sepak bola bersama Leicester City karena kecintaan saya pada sepak bola dan klub serta para penggemar. Suatu kebanggan dapat menjadi ketua klub hebat ini," ucap Vichai, yang hampir tak pernah mau diwawancarai media, beberapa waktu lalu.

Aktivitas Vichai yang kerap berkunjung ke Stadion King Power menggunakan helikopter harus berakhir. Laga Leicester kontra West Ham United, Sabtu (27/10), merupakan kunjungan terakhirnya ke stadion klub miliknya. Vichai kini kembali ke keabadian pada usia 60 tahun, setelah helikopter yang ditumpanginya untuk meninggalkan stadion jatuh dan terbakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement