Kamis 01 Nov 2018 20:02 WIB

Demi Timnas, Ravi-Riyan Terbang ke Jakarta dan tak Kembali

Keduanya menjadi bagian dari 181 orang yang tercatat sebagai penumpang Lion Air JT610

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Israr Itah
Pemain sayap timnas Indonesia U-19 Sadil Ramdani  bersiap melakukan tendangan bebas saat melawan Jepang dalam babak perempat final Piala Asia U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad (28/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Pemain sayap timnas Indonesia U-19 Sadil Ramdani bersiap melakukan tendangan bebas saat melawan Jepang dalam babak perempat final Piala Asia U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Muhammad Ravi Andrian dan Riyan Aryandi tak bisa lagi hadir ke stadion untuk mendukung langsung tim nasional Indonesia. Laga perempat final Piala AFC U-19 yang mempertemukan Indonesia kontra Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (28/10) lalu, merupakan pertandingan terakhir yang mereka saksikan langsung di stadion.

Ravi dan Riyan tak akan lagi bisa berteriak mendukung skuat Garuda beraksi. Mereka menjadi bagian dari 181 orang yang tercatat sebagai penumpang Lion Air JT-610 rute Cengkareng-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan dekat Tanjung Karawang.

Dua pemuda asal Lubuk Linggau, Sumatra Selatan, terbang ke Jakarta pada Sabtu (27/10) malam untuk bisa melihat langsung pertandingan timnas U-19 melawan Jepang U-19. Seperti dituturkan Budi (29), rekan kerja Ravi dan Riyan, mereka bertiga sangat menyukai dan fanatik terhadap timnas Indonesia. Mereka selalu memberikan dukungan saat timnas berbagai usia bermain, langsung ataupun dari jauh.

“Perihal menang kalah itu nomor dua, yang penting kami dukung timnas,” kata Budi kepada wartawan di Posko Crisis Centre Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Pusat, Kamis (1/11) sore.

Budi menuturkan, saat pertandingan berlangsung, mereka duduk berdekatan di tribun 1A Stadion Utama Gelora Bung Karno. Sepanjang pertandingan, lanjut Budi, mereka bertiga sangat antusias dan menikmati jalannya pertandingan. Meskipun Indonesia kalah 0-2 dan gagal ke Piala Dunia U-20, ketiganya tetap gembira bisa menyaksikan dan mendukung langsung tim asuhan Indra Sjafri.

Tak ada yang menduga, pertandingan malam itu menjadi momen terakhir kebersamaan Budi dengan dua rekannya. Keesokan harinya, Senin (29/10), Ravi dan Riyan harus kembali ke Pangkal Pinang untuk bekerja di sebuah perusahaan pertambangan mitra BUMN PT Timah di Bangka. Mereka menumpang pesawat Lion JT-610 yang kemudian jatuh tak lama setelah lepas landas.

Budi telah bersahabat dengan mereka berdua sejak setahun terakhir karena bekerja di satu perusahaan. Budi menuturkan, mengingat kantor pusat perusahaan mereka ada di Kebayoran, Jakarta, kepergian mereka ke Ibu Kota juga diselingi urusan kantor.

Namun, Budi harus pulang belakangan karena ada pekerjaan yang harus dituntaskan pada Senin sore di Jakarta. Karena itulah, Ravi dan Riyan kembali lebih awal ke Pangkal Pinang, sementara Budi akan bertolak dari Jakarta pada Selasa (30/10) sore. Meskipun rencana awalnya Budi akan pulang bersama dua temannya itu dengan penerbangan Senin pagi tersebut.

Nahas, setelah 13 menit mengudara, pesawat bernomor register PQ-LPQ jenis Boeing 737 MAX 8 yang membawa Ravi dan Riyan hilang kontak, tepat pukul 06.33 WIB. Beberapa jam kemudian pesawat diketahui jatuh ke perairan dekat Tanjung Karawang, Jawa Barat. “Mereka saya antar ke bandara. Mereka menjabat tangan saya dan bilang ‘hati-hati’. Tidak biasanya begitu,” ujar Budi mengenang kebersamaan terakhir dengan dua temannya itu.  

Mengetahui musibah tersebut, Budi akhirnya urung pulang ke Pangkal Pinang. Ia tetap tinggal di Jakarta, bekerja sembari menemani keluarga dua sahabatnya. Budi mengatakan, ia tidak akan kembali sebelum semua proses dan urusan terkait dua rekannya itu selesai. Kantor tempat Budi bekerja pun telah menugaskannya untuk turut mendampingi keluarga Ravi dan Riyan.

“Saya diizinkan kantor untuk sambil kerja di sini. Saya ditugaskan untuk mendampingi sampai semua tuntas,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement