REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pelatih timnas sepak bola Indonesia Bima Sakti Tukiman tak tertekan harus beradu taktik dengan para pelatih kelas dunia yang akan ambil bagian dalam gelaran Piala AFF 2018. Bima mengatakan, reputasi mentereng para pelatih tak menjamin kualitas permainan dan hasil akhir pertandingan. Karena itu, ia menegaskan, tetap pede menghadapi mereka.
“Bagi saya nama besar itu nggak penting. Yang paling penting bagi saya itu usaha saya untuk memberikan yang terbaik bagi negara ini,” kata Bima Sakti di Jakarta, Ahad (4/11).
Komentar ini juga seperti menjawab cibiran dan sikap pesimistis banyak kalangan terhadap pelatih 42 tahun itu sejak ditunjuk sebagai pelatih timnas Garuda. Sebab, Bima tak punya rekam jejak cukup melatih klub di Indonesia. Ia hanya sempat menjadi asisten pelatih di klub Persiba dan timnas saat mendampingi Luis Milla Aspas.
Piala AFF 2018 yang mulai bergulir pada Kamis (8/11) ini menjadi ujian pertama Bima Sakti sebagai pelatih. Indonesia tergabung dalam Grup B bersama Thailand, Filipina, Timor Leste, dan Singapura. Thailand dan Filipina sepertinya bakal menjadi pesaing terberat bagi Indonesia selama babak penyisihan.
Thailand merupakan tim yang paling sering juara Piala AFF. Tim berjuluk Gajah Perang saat ini dipoles pelatih berpengalaman asal Serbia Milovan Rajevac. Pelatih 64 tahun itu pernah membesut timnas Qatar, Aljazair, dan Ghana. Sedangkan timnas Filipina tahun ini mengambil keputusan besar dengan mengikat kontrak mantan pelatih timnas Inggris, Sven Goran Eriksson.
Menurut Bima, nama-nama pelatih tersebut punya reputasi besar serta portofolio gemilang. “Tapi saya juga punya nama. Nama saya Bima Sakti dan saya senang bisa menghadapi strategi mereka,” tegasnya.
Bima mengatakan, ia tak pernah menanamkan sikap pesimistis dalam sepak bola. Termasuk saat ini terhadap pemain yang menjadi tanggung jawabnya sebagai pelatih.
Ia menceritakan, baru-baru ini pulang dari London, Inggris untuk mengikuti seminar sepak bola. Di sana, ia bertemu dengan banyak pelatih kelas dunia. Salah satu yang ia temui, yakni Didier Deschamps yang membawa Prancis juara Piala Dunia 2018.
Deschamps, kata Bima, menyampaikan pesan kepada pelatih-pelatih yang datang dalam seminar tersebut agar tak perlu sesumbar dengan segala gelar dan reputasi yang diraih. “Karena tidak ada pelatih mana pun di dunia ini yang bisa menentukan hasil dari satu pertandingan,” kata Bima menirukan pesan Deschamps.
Ia menambahkan, hasil pertandingan hanya ditentukan oleh kemauan dan usaha dari para pemain saat di lapangan.