Selasa 06 Nov 2018 18:29 WIB

Sembilan Pemain Asing IBL Lolos Aturan Tinggi Badan

Untuk hasil tes kesehatan baru akan diketahui pada esok hari

Rep: Fitriyanto/ Red: Hazliansyah
Direktur IBL, Hasan Gozali
Foto: Republika TV/Fakhtar Khairon Lubis
Direktur IBL, Hasan Gozali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sembilan pemain asing yang berposisi sebagai guard di IBL Pertamax 2018/2019 dinyatakan lolos aturan tinggi badan. Namun untuk hasil tes medis baru akan keluar hasilnya pada Rabu (7/11) esok.

"Semua hasil tes kesehatan yang dilakukan di rumah sakit Royal Sunter, baru besok diketahui hasilnya. Namun untuk aturan tinggi badan maksimal untuk pemain asing berposisi guard sudah bisa diketahui. Semua sudah dinyatakan lolos, yakni tidak ada yang melebihi batas maksimal 188 cm," ujar Direktur IBL Hasan Gozali kepada Republika.co.id, Selasa (6/11).

Selain memeriksa kepastian tinggi badan, dalam tes kesehatan juga diperiksa beberapa hal lainnya. Seperti cedera pemain, tes narkoba dan lainnya. Jika ada yang dinyatakan kurang sehat, maka dikembalikan ke klub apakah masih akan tetap mau menggunakan untuk memperkuat klub atau ditukar dengan pemain asing lainnya.

Musim ini ada 19 pemain asing dan satu pemain naturalisasi yang akan meramaikan IBL Pertamax 2018/2019. Setiap klub menggunakan dua pemain asing, sedangkan juara bertahan Satria Muda Pertamina menggunakan satu pemain asing Dior Lowhorn dan satu pemain naturalisasi Jammar Andre Johnson.

Selain tes kesehatan, IBL juga memberi sejumlah imbauan kepada pemain asing. Diantaranya etika berpakaian dan etika bermedia sosial. "Etika menggunakan sosial media juga kita beri masukan agar mereka jaga. Karena Indonesia adalah masih menyanjung sopan santun," ujar Hasan Gozali.

IBL Pertamax musim 2018/2019 akan digelar di delapan kota. Seri pertama akan digelar di Semarang Jawa Tengah pada tanggal 30 November mendatang.

Kota lainnya sama dengan musim lalu, kecuali satu kota Cirebon Jawa Barat yang tahun ini dialihkan ke Denpasar, Bali.

"Musim ini ada satu seri yang digelar di luar pulau Jawa yakni di Bali, gantikan Cirebon. Hal ini  untuk memperluas jangkauan penggemar IBL di seluruh Indonesia," lanjut Hasan

Hasan menjelaskan, pergantian kota Cirebon berdasarkan hasil dari evaluasi. "Dari jumlah penonton Cirebon kurang maksimal. Selain itu akses ke sana juga susah. Dan market di Bali cukup besar, kita coba, semoga lebih ramai," ujar Hasan. 

Fitriyanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement