Selasa 06 Nov 2018 19:07 WIB

Pembalap TDS Dijamu di Istano Basa Pagaruyung

Para pembalap disambut dengan tradisi jamuan Makan Bajamba.

Sejumlah pebalap melewati tanjakan pada etape kedua Tour de Singkarak 2017, di Sitinjau Laut, Padang, Sumatera Barat, Minggu (19/11).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Sejumlah pebalap melewati tanjakan pada etape kedua Tour de Singkarak 2017, di Sitinjau Laut, Padang, Sumatera Barat, Minggu (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, TANAH DATAR, SUMATRA BARAT -- Para pembalap sepeda yang berlaga di ajang balap sepeda Tour de Singkarak dijamu di Istano Basa Pagaruyung, Kabupaten Tanah Datar, Selasa (6/11). Para pembalap disambut dengan tradisi jamuan Makan Bajamba.

Setelah balapan etape III Tour de Singkarak usai, sekitar 100 pembalap mengenakan sarung tenun khas Sumatra Barat dan memasuki Istano Basa Pagaruyung untuk mengikuti jamuan Makan Bajamba.

"Jamuan ini bagi kami untuk menghormati para tamu yang terhormat. Istilahnya Makan Bajamba," kata Bupati Tanah Datar Irdinasyah Tarmizi.

Para pembalap, ofisial dan panitia penyelenggara duduk lesehan dalam beberapa baris beralaskan karpet untuk menyantap hidangan makanan yang disajikan.

Jika dalam tradisi Sumatra Barat, menu makanan yang disajikan dalam jamuan Makan Bajamba itu adalah masakan tradisional, seperti nasi, rendang, gulai dan lauk pauk lain. Untuk para pembalap TDS menunya disesuaikan dengan diet para pembalap.

Pada kesempatan itu tampak yang disajikan adalah ayam goreng tepung, kentang goreng, dan semacam urap-urap.

Pembalap asal Belanda Lex Nederlof, yang sudah tujuh kali ikut Tour de Singkarak, mengaku sebenarnya menyukai makanan tradisional Sumatra Barat tersebut.

"Tapi ketika lomba, kalian harus memperhatikan makanan yang kalian makan. Saya sangat suka makanan pedas, itu adalah salah satu bagian yang saya senangi dari Indonesia," kata Nederlof.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement