REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berhasil meraih angka pertamanya di babak penyisihan Grup B Piala AFF 2018 saat menjamu Timor Leste. Laga antara kedua kesebelasan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, pada Selasa (13/11) berakhir dengan skor 3-1. Namun pelatih Indonesia Bima Sakti Tukiman menegaskan, timnya tetap harus mengevaluasi dan memperbaiki cara bermain.
Bima mengatakan, kemenangan dari Timor Leste seharusnya terjadi sejak awal pertandingan. Akan tetapi, saat babak pertama, para pemain Indonesia tak mampu mencetak gol. Padahal menengok statistik, Indonesia unggul dalam penguasaan bola di atas 65 persen dengan lebih dari tiga peluang menjebol gawang Timor Leste.
“Saya sempat ngobrol dengan Beto (striker Alberto Goncalves), kalau bikin gol di awal babak ceritanya akan berbeda,” kata Bima saat konfrensi pers pralaga di GBK Jakarta, Selasa (13/11).
Alih-alih mencetak gol di babak pertama, memulai babak kedua, gawang Indonesia yang dikawal kiper Andritany Ardhiyasa justru jebol lebih dulu pada menit ke-47 lewat sontekan Rafino Gama.
Menurut Bima, setelah kebobolan tersebut memang permainan Indonesia baru mulai tajam. Usaha membalas kebobolan, baru terjadi pada menit ke-60 lewat gol Alfath Fathier, dan penalti Stefano Lilipaly pada menit ke-67, serta gol pamungkas pada menit ke-81 lewat sundulan Beto.
Bima mengakui, gol balasan milik Alfath menjadi momen bangkit skuat Garuda. “Setelah mencetak satu gol, baru bangkit. Saya memang surprise dari tertinggal, menjadi bangkit untuk menang. Tapi bermain yang lebih agresif menjadi pembenahan,” ujar dia.
Mantan kapten timnas Indonesia pun menyadari, perbaikan paling krusial timnya ada di lini pertahanan. Sebab saat kecolongan awal satu gol, terjadi salah antisipasi pemain belakang. “Pembenahan yang lain untuk pertandingan selanjutnya, ada lini pertahanan,” jelas dia.