Rabu 14 Nov 2018 21:13 WIB

Cerita Dodo dan Amin Soal Kekeluargaan di Satria Muda

Satria Muda dibentuk menjadi tim profesional namun didorong dengan rasa kekeluargaan

Presiden Satria Muda Pertamina Erick Thohir (delapan kanan) bersama pemain Satria Muda pada perayaan hari jadi ke-25 tim basket Satria Muda di Kuningan, Jakarta, Rabu (14/11/2018). Dalam acara tersebut Satria Muda juga meluncurkan kostum baru untuk musim 2018/2019 mendatang.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Presiden Satria Muda Pertamina Erick Thohir (delapan kanan) bersama pemain Satria Muda pada perayaan hari jadi ke-25 tim basket Satria Muda di Kuningan, Jakarta, Rabu (14/11/2018). Dalam acara tersebut Satria Muda juga meluncurkan kostum baru untuk musim 2018/2019 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesionalitas dan kekeluargaan, makna dari dua kata inilah yang menjadi kekuatan tim Satria Muda. Sejak 25 tahun silam, secara perlahan, Satria Muda mencari bentuknya menjadi salah satu klub bola basket profesional terbaik tanah air dengan menjadikan profesionalitas dan kekeluargaan sebagai pondasi.

Hasilnya lantas gamblang terpampang. 10 gelar juara Liga Bola Basket tertinggi dari 14 kali final yang diikuti di Liga Bola Basket tertinggi di tanah air terukir.

Meski pemain dan pelatih berganti, dari kawan menjadi lawan di lapangan, semua tetap terhubung dengan ikatan keluarga, Satria Muda.

"Satria Muda memang dibentuk menjadi tim yang profesional namun didorong dengan rasa kekeluargaan. Saya rasa ini kunci yang menjadikan Satria Muda bisa seperti sekarang ini," ujar Erick Thohir pemilik Satria Muda, dalam film dokumenter "The 25 Years Journey of Satria Muda" yang diputar di Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta, Rabu (14/11).

Hal ini dirasakan Amin Prihantono. Mantan pemain Satria Muda yang kini membela klub Pelita Jaya mengatakan, baginya Satria Muda adalah keluarga.

"Keluarga? Ya seperti sekarang ini, meskipun kita udah nggak bareng lagi (di dalam klub) tapi kita tetap keluarga. Keluarga itu susah dipisahin," ujar Amin Prihantono yang hadir bersama Christian Ronaldo Sitepu, center Satria Muda yang memutuskan pensiun musim lalu.

Amin memang dikenal dekat dengan pemain Satria Muda. Terutama dengan rekan-rekan seangkatannya di Satria Muda. Amin berada di SM sejak 2003 hingga 2014. 

Menurut Amin, meski harus bertarung di lapangan, semuanya sirna ketika sudah berada di luar lapangan.

"Mungkin kita udah di-brain wash sejak awal ya, yang tadinya kita nggak tahu satu sama lain pas waktu masuk SM, tapi lingkungan kemudian menuntut, untuk kekeluargaan akhirnya timbul dengan sendirinya," kata Amin yang memutuskan hijrah dari Satria Muda ke Pelita Jaya pada 2014.

Ia masih ingat saat momen sedang jenuh latihan. Namun kemudian mendapat support satu sama lain.

Sementara Dodo, sapaan akrab Christian Ronaldo Sitepu, menambahkan, tidak hanya Amin, pemain lain yang kini sudah tidak bersama dalam tim ataupun kemudian menjadi pelatih klub lain juga memiliki hubungan yang baik. Siap kapanpun dibutuhkan.

"Kalau saya ngerasainnya, semua saat keadaan lagi terpuruk juga kita mencoba untuk mengangkat bareng-bareng," ujar Dodo.

Dodo lantas berharap Satria Muda bisa terus eksis dan selaras dengan prestasi yang juga terus menanjak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement