REPUBLIKA.CO.ID, GELSENKIRCHEN -- Pada gelaran Piala Dunia 2018, Jerman datang dengan status sebagai juara bertahan. Namun, skuat Der Panzer justru tampil begitu mengecewakan dan gagal melewati fase penyisihan grup.
Ini menjadi prestasi terburuk Die Mannschaft di kancah Piala Dunia sejak 80 tahun terakhir. Alih-alih mampu bangkit, performa Jerman pun terus menurun.
Bahkan, juara Piala Dunia 2014 itu menelan enam kekalahan di kompetisi resmi sepanjang 2018. Puncaknya, Jerman gagal melaju ke putaran semifinal UEFA Nations League Liga Antarbangsa Eropa) dan harus terdegradasi ke Grup B UEFA Nations League lantaran hanya memetik satu poin dari tiga laga.
Pelatih Jerman, Joachim Loew, mengakui, saat ini timnas Jerman berada dalam fase paling sulit. Pelatih yang menukangi Jerman sejak 2006 itu pun bertekad membawa Die Mannschaft untuk bisa kembali bangkit dan menutup tahun 2018 dengan kemenangan.
''Sekarang, kami ingin meninggalkan 2018 dengan kemenangan dan membuktikan kepada para fan, kami berada di jalur yang tepat untuk bangkit. Saat ini, kami berada di fase yang buruk dan harus memulai segalanya dari awal. Kami harus bisa menarik kesimpulan yang tepat agar bisa mencari solusi atas keterpurukan ini,'' ujar Loew seperti dikutip Reuters, Ahad (18/11).
Timnas Jerman dapat membuktikan tekadnya untuk bisa bangkit dan menutup kemenangan saat berhadapan dengan Belanda di laga pamungkas babak penyisihan Grup A1, Senin (19/11) waktu setempat. Meski kemenangan itu tidak akan berarti terhadap peluang lolosnya Jerman ke fase berikutnya, tapi kemenangan memiliki arti penting dalam membangun kembali kepercayaan diri skuat Die Mannschaft.
''Jika Anda berpikir, Anda bisa berada di empat teratas dunia dalam 20 tahun, maka Anda tidak mengerti sepak bola. Terkadang, kami harus memulai dari bawah lagi. Sebelumnya, kami pernah menjadi tim terbaik di dunia,'' jelas Loew.