REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali mengatakan, kasus suap di Liga Indonesia bukanlah suatu hal yang baru. Sejak awal 2000-an, kata Akmal, isu-isu suap sering terdengar dalam kompetisi sepak bola Tanah Air.
Hanya saja, menurut Akmal, PSSI sebagai pihak yang punya wewenang dan tanggung jawab untuk memberantas hal tersebut tidak pernah serius untuk menghapuskan kasus suap. Sehingga, sepak bola Indonesia sering cacat dalam hal sportivitas.
"Sejak 2003, sejak SOS ini ada, isu suap ini sudah ada. Persoalannya, PSSI tidak serius menanganinya," kata Akmal kepada Republika.co.id, Sabtu (24/11).
Akmal menyinggung mengenai adanya tuduhan suap terhadap pemain Persib Bandung tak lama setelah skuat Maung Bandung kalah dari PSMS Medan beberapa waktu lalu. Beberapa nama yang diduga terlibat.
Akmal tidak mau ikut menuduhkan para pemain Persib ini karena sifatnya masih isu yang belum bisa dibuktikan. Menurut dia, seharusnya PSSI turun tangan melakukan penyelidikan sesegera mungkin supaya tidak terjadi salah paham.
Andai tidak terbukti, harus dijelaskan secara transparan kepada publik supaya nama baik pemain yang tertuduh bisa kembali. SOS kemudian menyoroti kinerja Komite Fairplay dan Kepatuhan PSSI dan bidang sport inteligent PSSI yang seharusnya mengawasi terjadinya kasus suap dan pengaturan skor pertandingan Liga 1 dan kompetisi resmi lainnya. "Kerja komite fairplay dan kepaturan kemudian sport intelijen PSSI ngapain aja?" tanya Akmal.
Sejak dulu bayangan kasus suap tidak pernah lepas dari sepak bola Indonesia. Hal itu dinilai sebagai salah satu penyebab utama sepak bola Indonesia berjalan di tempat. Dampaknya kepada mandeknya prestasi klub-klub Indonesia dan timnas di kancah internasional.
Akmal menjelaskan, kasus suap di Indonesia dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Ada yang melibatkan bandar judi ada juga yang melibatkan kepentingan. Biasanya suap yang dilakukan bandar judi, lanjut dia, terjadi di laga-laga biasa.
Adapun suap untuk kepentingan, kata Akmal, biasanya menyasar pelatih, wasit, atau pemain langsung. "Kalau suap untuk kepentingan biasanya di laga-laga krusial seperti penentuan juara, degradasi, promosi, atau perebutan tiket final hingga semifinal."