Senin 26 Nov 2018 16:30 WIB

Bima Sakti: Harus Mencari Solusi Terbaik untuk Timnas

Yang terpenting adalah membentuk skuat yang kuat dan berkelanjutan

Pelatih Timnas Indonesia Bima Sakti (tengah) mengamati sesi latihan Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (24/11/2018).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Pelatih Timnas Indonesia Bima Sakti (tengah) mengamati sesi latihan Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (24/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih tim nasional Indonesia Bima Sakti meminta semua pemangku kepentingan sepak bola nasional untuk tidak saling menyalahkan terkait kegagalan skuatnya lolos dari fase grup Piala AFF 2018.

"Saat ini yang harus dilakukan adalah mencari solusi terbaik untuk tim nasional," ujar Bima Sakti.

Bima menegaskan ia bertanggung jawab penuh untuk performa Indonesia di Piala AFF 2018. Namun, soal timnas bukanlah soal Piala AFF atau turnamen internasional semata.

Yang terpenting dari sebuah timnas, menurut Bima, adalah upaya untuk membentuk skuat yang kuat dan berkelanjutan. Caranya, dengan membenahi kompetisi sepak bola usia muda.

Bima Sakti pun membandingkan kondisi Indonesia dengan Swedia, negara tempat dia bermain pada musim 1995-1996. Di periode itu, Bima merumput di skuat muda salah satu klub terbesar di Swedia, yakni Helsingborg.

"Pada tahun 1995-1996, saya menyaksikan bagaimana liga Swedia menjalankan kompetisi usia muda serentak dengan liga tertinggi. Ketika klub Helsingborg bermain di akhir pekan, tim muda Helsingborg juga turut berkompetisi. Bayangkan, itu tahun 1995-1996," kata dia.

Situasi sebaliknya terjadi di Indonesia, yang bahkan baru memiliki liga U-16 mulai tahun 2018 dan liga U-19 mulai tahun 2017. Padahal, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah berdiri sejak tahun 1930.

Bima menambahkan ketiadaan kompetisi juga yang menjadi alasan mengapa pelatih timnas sebelumnya, Luis Milla harus mengajarkan pemain timnas U-23 Indonesia tentang teknik dasar bermain sepak bola. Seperti posisi badan ketika menerima bola, kapan harus melepaskan umpan silang dan sebagainya.

"Di timnas U-21 Spanyol yang menjuarai Piala U-21 Eropa pada 2011, Luis Milla tidak perlu menjelaskan hal-hal seperti itu kepada pemainnya yang ketika itu seperti Juan Mata, Thiago Alcantara. Anak asuh Luis Milla sudah mendapatkan pelajaran tersebut di kompetisi level klub," tutur Bima.

Tidak ada yang instan dalam pembentukan tim nasional, kata Bima Sakti. Semua butuh proses dan tidak boleh berhasrat langsung juara dengan cara-cara instan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement