REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengapresiasi rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten yang akan membangun kawasan pusat olahraga (Sports Center). Kawasan pusat olahraga yang akan berlokasi di Desa Kemanisan, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang ini, dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan belanja Derah (APBD) Banten.
Sekretaris Menpora, Gatot Dewa Broto mengatakan, inisiatif membangun pusat olahraga dengan menggunakan biaya daerah dan tidak mengandalkan bantuan pusat patut mendapatkan apresiasi. Gatot pun berharap daerah-daerah lain bisa mengambil langkah serupa dengan mengucurkan anggaran secara khusus untuk fasilitas olahraga.
"Itu tentu hal yang bagus dan kita harus mendukungnya," ujar Gatot Dewa Broto kepada Republika, kemarin.
Gatot mengingatkan, hendaknya venue olahraga yang akan dibangun juga memperhatikan standar internasional. Selain itu, diharapkan juga pengelola dapat menjalin kerja sama dengan induk organisasi cabang olahraga yang venue-nya akan dibangun. "Hal ini agar venue nantinya dapat digunakan untuk event skala internasional," katanya.
Tidak hanya mengingatkan standar arena yang akan dibangun, Gatot juga berharap Pemprov hendaknya mencoba menggandeng pihak swasta. Sebab tidak hanya soal biaya pembangunan yang besar, melainkan juga ongkos pengelolaan dan perawatan arena olahraga tidaklah murah.
Menurut dia, salah satu cara menggandeng swasta yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan branding venue. "Biar bagaimanapun dana APBN apalagi APBD itu terbatas, dengan melakukan branding venue itu bisa menjadi solusi. Di banyak negara venue yang menggunakan nama sponsor sudah banyak. Apalagi venue baru tentu tidak akan banyak pertentangannya dibandingkan venue yang sudah lama dan bersejarah," kata dia.
Jika setiap daerah sudah mandiri melakukan pembangunan sarana olahraga, Gatot yakin itu akan mendorong prestasi olahraga. "Dengan adanya arena internasional yang seharusnya dibarengi dengan banyaknya event internasional, maka prestasi olahraga pasti akan ikut terangkat. Bahkan mampu mempercepat industri olahraga terjadi di Tanah Air," kata Gatot.
Pembangunan tahap pertama dari Komplek Olahraga yang akan berdiri di atas lahan 60 hektare ini rencananya dimulai awal tahun 2019 mendatang. Ditargetkan, Sport Center Banten rampung dalam kurun waktu tiga tahun atau selesai di tahun 2021 dan pendanaannya memakan biaya yang bersumber dari APBD.
Wakil Gubernur (Wagub) Banten, Andhika Hazrumy, menjelaskan, proyek ambisius ini berangkat dari kesadaran pemerintah daerah setempat untuk menyedaikan fasilitas olahraga yang lengkap untuk masyarakat.
Nantinya, akan ada 13 arena olahraga yang tersedia di Komplek Olahraga tersebut. Termasuk, satu stadion sepak bola megah dengan kapasitas 30 ribu bangku penonton.
Andhika berharap proyek ini mendapatkan dukungan luas dari masyarakat. "Sehingga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, ini menjadi sarana nyata yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat tidak hanya Banten tapi juga nasional," ujar dia.
Dia mengatakan, rencananya tahap pertama pembangunan akan segera dilakukan awal tahun depan. Andhika yakin, proyek yang sudah direncanakan sejak tahun 2009 ini bisa berjalan dengan baik.
Dengan perencanaan dan eksekusi yang serius, ia berharap Sport Centre Banten dapat menyaingi megahnya Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta. Atau paling tidak, menjadi alternatif negara jika ingin mengadakan pesta olahraga internasional.
Sejauh ini, Indonesia hanya memiliki GBK dan Jakabaring Sport Centre di Palembang, Sumatra Selatan sebagai sarana menggelar pesta olahra internasional. "Kami konsentrasi agar proyek ini selesai dalam waktu tiga tahun," ujar dia.