REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah fokus membantu pengelolaan dana komersial Asian Games dan Asian Para Games 2018, Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kemenpora mulai menjalankan misinya untuk mendorong kemajuan industri olahraga nasional.
Guna memetakan potensi sekaligus menyusun rencana kerja mewujudkan industri olahraga ke depan, LPDUK yang berstatus Badan Layanan Umum (BLU), melakukan Rapat Koordinasi Rencana Kegiatan Tahun 2019 antara LPDUK dan Pengurus Cabang Olahraga yang digelar Hotel Santika Premier Jakarta, Rabu (28/11).
“LPDUK bersama cabor harus bersinergi untuk memajukan industri olahraga. Setelah Asian Games dan Asian Para Games selesai, kami menggelar Rapat Koordinasi ini agar tahu kegiatan dan program masing-masing cabor. Memang sudah ada cabor yang maju, namun baru beberapa, ke depan semua cabor harus maju industri olahraganya,” kata Direktur LPDUK, Agus Hardja Santana saat membuka Rakor, didampingi Kadiv Pengelolaan Dana dan dan Pengembangan Usaha Keolahragaan, Agus Mauro dan Kadiv Keuangan dan Umum Pangestu Adi bersama jajaran pejabat LPDUK.
Sebanyak 31 orang perwakilan cabang olahraga mengikuti Rapat Koordinasi Rencana Kegiatan Tahun 2019 antara LPDUK dan Pengurus Cabang Olahraga ini. Diantaranya dari FPTI, PTMSI, FOPI, PSTI, IPSI, FORKI, SIWO PWI, PB Wushu, Perwosi, ISSI, dll. Dalam Rakor ini dibahas mekanisme pengajuan proposal dari cabor dan dijelaskan pola pencarian dana dan kerjasama pendanaan keolahragaan.
Direktur LPDUK menjelaskan, selama ini pendanaan masih menjadi kendala untuk memajukan industri olahraga sekaligus meningkatkan prestasi olahraga Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga memiliki keterbatasan untuk membiayai semua kebutuhan cabor dari APBN. LPDUK sebagai BLU di bawah Kemenpora, bertugas untuk membantu mengatasi hal itu dengan mencari dan mengoptimlkan sumber-sumber pendanaan non APBN, baik berupa hibah maupun sponsor.
“Kita bersama bisa mencari dananya karena Industri olahraga akan maju jika banyak event. Dunia usaha juga akan tertarik untuk memberikan sponsor dan hibahnya,” kata Agus Hardja.
Kadiv Pengelolaan Dana dan dan Pengembangan Usaha Keolahragaan, Agus Mauro menambahkan, lewat kegiatan ini akan dibuatkan kalender event masing-masing cabor, kemudian bisa dicarikan satu per satu sponsornya. Juga diinventarisir kebutuhan sarana yang memungkinkan didapatkan dana hibahnya, seperti halnya venue bowling dan panjat tebing di Jakabaring Palembang yang berasal dari dana CSR PT Pertamina dan PT Pusri.