REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Surutnya prestasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi menyedot perhatian banyak pihak. Permintaan agar Edy mengundurkan diri dari posisinya pun mulai bermunculan.
Terakhir, manajer Semen Padang Football Club (SPFC) Win Bernardino meminta Erick Thohir masuk ke dalam tubuh PSSI dan turun tangan mengurai benang kusut dalam tubuh PSSI. Win memandang ketua penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) itu memiliki kapasitas yang lebih dari cukup untuk melakukan pembenahan menyeluruh dalam tubuh PSSI.
Menurut Win, pengalaman Erick dalam mengelola tim sepak bola dunia, yaitu klub di Liga Amerika Serikat, Liga Italia, dan Liga Inggris merupakan modal kuat untuk memperkuat PSSI termasuk menumbuhkan prestasi skuat Garuda. Ia juga melihat Erick menaruh cintanya kepada olahraga lebih dari sekadar mengurusnya secara bisnis.
"Dengan pengalaman tersebut, kami meyakini persoalan yang ada di sepak bola nasional dapat diatasi. Mungkin dirinya tidak langsung masuk ke PSSI namun lebih kepada penasihat federasi," ujar Win, Selasa (4/12).
Desakan Win ini menyusul menyeruaknya kebobrokan PSSI, setelah muncul dugaan pengaturan pertandingan dan pengaturan skor. Apalagi, Semen Padang pernah menjadi korban dari hal tersebut.
Win berharap PSSI serius mengungkap persoalan ini agar ada kejelasan dan hal serupa tidak lagi terjadi di sepak bola nasional. Ia mengakui menghilangkan kasus pengaturan skor dan pertandingan bukan suatu hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. "Namun PSSI harus memiliki program yang jelas untuk menghentikan praktik tersebut sehingga timbul kepercayaan dari masyarakat bahwa mereka ingin memberantas hal tersebut," kata dia menegaskan.
Win memberi contoh, PSSI bisa menggali pengalaman negara lain yang sebelumnya pernah terlibat pengaturan skor dan bangkit keluar dari hal tersebut. Tujuannya, lanjut dia, agar kompetisi yang dijalankan oleh PSSI berkualitas dan bebas dari pengaturan skor. "Mungkin saat ini mereka berupaya memberantas secara internal saja sehingga tidak terlihat dari luar. Kami berharap agar sepak bola Indonesia lebih baik lagi tanpa ada hal eksternal yang mempengaruhi pertandingan."